Tips Menciptakan Lingkungan Fisik yang Baik untuk Belajar

Tips Menciptakan Lingkungan Fisik yang Baik untuk Belajar
Aku suka kelas kami!

Tips Menciptakan Lingkungan Fisik yang Baik untuk Belajar


Sebagai guru, Bapak dan Ibu tentu tahu bahwa ketika siswa kita merasa diapresiasi, dihormati, didukung, dan dihargai, maka mereka akan belajar dengan lebih mudah dan lebih baik. Hal ini dapat kita lakukan dengan memanfaatkan lingkungan fisik di sekitar mereka. Berikut ini saya mencoba memaparkan beberapa tips sederhana untuk menciptakan lingkungan belajar (lingkungan fisik) untuk mendukung kegiatan belajar mereka, dengan demikian mereka dapat meraih kesuksesan sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Mari kita intip satu per satu.

Cerita Hikmah: Bapak, Anak, dan Keledai

Cerita Hikmah: Bapak, Anak, dan Keledai
Di mana rasa sayangmu terhadap anak itu?

Cerita Hikmah: Bapak, Anak, dan Keledai


Pasa suatu masa, di sebuah negeri dikisahkan, ada dua orang anak beranak yang ingin pergi ke suatu pasar untuk menjual seekor keledai. keadaan Bapak, Anak, dan keledai itu serba tanggung. Bapak itu berumur agak lanjut, tetapi masih cukup kuat untuk berjalan. Si Anak sendiri juga tanggung, ia adalah remaja yang belum dapat di sebut dewasa, tetapi juga tidak dapat lagi dikatakan anak-anak. Sementara si keledai, adalah keledai yang sehat kuat tetapi badannya beukuran agak kecil.

Pagi-pagi, berangkatlah mereka menuju pasar yang letaknya agak jauh dan harus ditempuh dalam perjalanan setengah hari. Bapak dan Anak, dengan membawa bekal makanan yang cukup untuk diperjalanan segera naik ke punggung keledai. Mereka menaiki keledai itu selama beberapa jam, hingga akhirnya tiba di sebuah kampung dengan kerumunan orang-orang. Demi melihat seekor keledai kecil dinaiki oleh Bapak dan Anak itu, berbisik-bisiklah orang-orang itu. Kemudian salah satu dari mereka berbicara.

Cerita Hikmah : Bangau, Tujuh Ikan Mas, dan Kepiting

Cerita Hikmah : Bangau, Tujuh Ikan Mas, dan Kepiting
Bangau tertawa licik, sadarlah Kepiting ...

Cerita Hikmah : Bangau, Tujuh Ikan Mas, dan Kepiting


Kali ini saya ingin bercerita. Tentu cerita berikut bukan sekedar cerita, tetapi mengandung hikmah. Cerita ini berjudul Bangau, Tujuh Ikan Mas, dan Kepiting. Cerita ini adalah cerita yang pernah saya baca, tetapi saya lupa kapan. Mungkin ada sedikit perbedaan dengan cerita aslinya, tetapi pada intinya sama. Baiklah, sekarang kita simak ya ceritanya.

Dahulu kala, di sebuah danau yang sangat indah, hiduplah tujuh ekor ikan mas, seekor kepiting, dan seekor bangau yang saling bersahabat. Mereka selalu tolong-menolong jika ada di antara mereka yang membutuhkan bantuan. Mereka hidup rukun dan damai.

Akan tetapi kebahagiaan itu berakhir karena kemarau yang sangat panjang. Air danau yang dulu jernih, penuh makanan bagi semua binatang ini menjadi kering berlumpur.  Tentu ketujuh ikan mas dan kepiting kesulitan. Jangankan mencari makanan, untuk bernapas saja ikan-ikan mas itu sangat kesulitan. Lumpur  membuat insang mereka tidak dapat berfungsi dengan baik. Kepiting masih sedikit beruntung karena ia lebih dapat bertahan pada kondisi demikian.

Ketika keadaan semakin kritis, datanglah burung bangau sahabat mereka. Bangau memang tidak selalu ada di danau itu. Sering ia pergi berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan ke tempat-tempat lain. Melihat keadaan sahabat-sahabatnya, segera ia menawarkan bantuan. Katanya kepada ketujuh ikan mas dan kepiting,

“Maukan kalian kutolong untuk pergi dari tempat yang sudah seperti neraka ini?”

Tips untuk Orang Tua: Siaran TV Tak Bermutu

Tips untuk Orang Tua: Siaran TV Tak Bermutu
dampingi anak anda saat nonton tv

Tips untuk Orang Tua: Siaran TV Tak Bermutu dan Perilaku Anak


Jaman sekarang memang jaman kejayaannya televisi. Lihatlah, hampir setiap anak tidak bisa lepas dari siaran tv. Nonton televisi menjadi kebutuhan buat mereka. Akan tetapi, awaskah kita akan program-program tv yang tidak mendidik, tetapi justru mempengaruhi secara negatif (baca: merusak) kepribadian mereka.

Paling parah, acara-acara berbentuk kekerasan, sinetron tak mendidik, hingga lawakan yang lebih mengedepankan pelecehan terhadap perempuan (menjual bagian-bagian tubuh pemainnya), hingga lawakan yang “tidak cerdas” lainnya justru digemari anak-anak kita. Ini sungguh memprihatinkan.

Salah seorang guru yang saya kenal pernah mengeluh bagaimana anak-anak didiknya bersikap di sekolah. Mereka terkesan meniru karakter-karakter di televisi macam di sinetron, mulai dari bertengkar mulut bahkan adu jotos hanya karena rebutan pacar. Ini mungkin bisa dikatakan peniruan yang amat parah. Akan tetapi sadarkah kita bahwa anak-anak juga meniru-niru bagaimana para bintang tv itu berbusana dan berbicara. Seringkali mereka asal meniru dan tidak pas dalam menempatkan diri.

Delima dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

delima dan manfaatnya bagi kesehatan
delima adalah tumbuhan yang kaya manfaat bagi kesehatan

Delima dan Manfaatnya


Anda pasti tahu delima bukan? Tumbuhan buah yang satu ini memang terkenal. Di daerah saya, buah delima sering dicari oleh ibu-ibu hamil, karena dipercaya banyak orang dapat membuat bayi yang dikandung akan terlahir sehat dan cantik. Anda tidak percaya? Tidak apa-apa, ini mungkin hanya mitos saja. Tetapi yang jelas tumbuhan yang dapat mencapai ketinggian 4 – 8 meter ini memang mempunyai banyak manfaat.

Jika kita mengamati daging buah yang berupa selaput biji itu, ternyata mempunyai variasi warna. Kita dapat menemukan delima dengan warna salut biji merah, merah muda, putih, hingga ungu. Delima yang mempunyai nama ilmiah Punica granatum atau Punica malus L ini diduga berasal dari Timur Tengah, tepatnya dari Iran. Hingga kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, hingga tumbuh cukup baik di negeri kita Indonesia (walaupun tak sebaik di tempat asalnya). Anda dapat menanam delima dengan menyemai bijinya yang telah dijemur selama beberapa hari, atau melalui pencangkokan, stek batang, atau tunas akar.

Prakarya Membuat Burung Dari Kertas Bekas

Prakarya Membuat Burung Dari Kertas Bekas
Prakarya Membuat Burung Dari Kertas Bekas

Prakarya Membuat Burung Dari Kertas Bekas dengan Teknik Quilling


Ada banyak macam jenis kerajinan atau prakarya yang dapat dibuat dari kertas bekas. Kali ini, kita akan mencoba membuat paper craft burung dengan teknik quilling (menggulung kertas). Desain papercraft yang akan kita buat sangat sederhana, karena hanya mengaplikasikan beberapa gulungan kertas bekas. Dan, sepertinya, desain burung akan sangat bagus untuk anak-anak (tingkatan SD atau SMP) yang masih pemula dalam teknik seni kerajinan qulling dari kertas bekas ini. Seni menggulung kertas ini sudah ada sejak jaman dahulu, mulanya berasal dari Eropa. Jika sudah pandai dan terampil, kita bisa menggunakan bentuk-bentuk papercraft yang kita buat pada beragam benda untuk dihias. Baiklah mari kita mulai saja ya membahasnya secara lebih detail.

Cara Membuat Kertas Seni untuk Media Puisi

Kertas Bekas untuk Media Puisi
Kertas Bekas untuk Media Puisi

Cara Membuat Kertas Seni untuk Media Puisi


Anda suka menulis puisi? Atau anda adalah guru pembimbing untuk bidang kreativitas siswa semacam ekstrakurikuler mading (majalah dinding) di sekolah? Mungkin papercraft yang satu ini cocok digunakan saat akan membuat kertas seni untuk media puisi. Cara pembuatan papercraft ini mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk anda dan anak didik anda.

Kertas Seni (Art Paper) dari Kertas Bekas untuk Media Puisi

Menulis puisi untuk ditampilkan kepada khalayak seperti publikasi pada majalah dinding (mading) siswa memerlukan media yang menarik. Media yang dimaksud di antaranya adalah kertas seni (art paper) yang dibuat sendiri oleh siswa secara mudah dan murah. Mudah, karena papercraft ini hanya diperlukan sedikit usaha untuk melakukannya ditambah sedikit kreativitas. Murah, karena bahan art paper atau kertas seni untuk media menulis puisi ini adalah kertas bekas yang sudah tidak terpakai lagi, yang mungkin bagi sebagian orang akan dibuang begitu saja. Jadi, selain bermanfaat untuk kegiatan siswa dalam berkreasi, kegiatan membuat kertas seni ini juga bermanfaat bagi lingkungan. Bayangkan saja berapa banyak pohon yang terselamatkan (bahan pembuatan kertas adalah pohon) karena kita memanfaatkan kertas bekas.

Membuat Ular Kertas dari Kertas Bekas

Membuat Ular Kertas dari Kertas Bekas
Ular Kertas dari Kertas Bekas

Membuat Ular Kertas Untuk Anak


Kali ini saya kembali mencoba mengajak ibu-ibu yang mempunyai anak usia 6 – 10 tahun atau guru-guru di TK besar dan guru-guru kelas rendah (kelas 1 – 3 SD) untuk membuat ular dari kertas bekas. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas pada saat guru menemukan tema yang sesuai atau untuk ibu-ibu saat santai sore-sore bersama anak-anak.

Manfaat

Ular kertas ini bisa dibuat dengan sangat mudah, akan tetapi cukup bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Pada ular kertas ini, anak dilatih psikomotorik halusnya pada saat mereka membuat pola lingkaran untuk badan ular, menggambar mata ular, lalu memotongnya hingga menjadi bagian-bagian tubuh ular.

Tips Agar Diskusi Kelompok Siswa Berjalan Dengan Baik

Tips Agar Diskusi Kelompok Siswa Berjalan Dengan Baik
Tips Agar Diskusi Kelompok Siswa Berjalan Dengan Baik

Tips Agar Diskusi Kelompok Siswa Berjalan Dengan Baik


Sekarang ini, dengan diterapkannya kurikulum baru dan harapan bahwa guru lebih banyak mengaktifkkan siswa dalam pembelajaran di kelas, membuat setting pembelajaran dengan metode diskusi menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan oleh guru. Dalam proses belajar mengajar, guru biasanya akan memfasilitasi siswa membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa orang (4 sampai 5 orang). Mereka selanjutnya akan diberikan tugas-tugas yang dalam penyelesaiannya menuntut semua kelompok beserta anggota-anggotanya untuk berdiskusi dan bekerja bersama. Akan tetapi, seringkali harapan guru untuk mengaktifkan mereka dalam diskusi di kelompoknya masing-masing tidak berjalan dengan lancar.

Mengapa Siswa Harus Peduli Dengan Tujuan Pembelajaran yang Disampaikan Guru?

tujuan pembelajaran untuk siswa
Apakah siswa peduli dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru?

Mengapa Siswa Harus Peduli Dengan Tujuan Pembelajaran yang Disampaikan Guru?

Sebuah pertanyaan menggelitik

Pada sebuah forum diskusi tentang pembelajaran oleh guru-guru, terlontar sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik dari salah seorang guru. Begini kira-kira bunyi pertanyaan tersebut:

“Apakah siswa peduli dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru?”

Mulanya kaget juga kenapa sampai bisa ada pertanyaan yang sedemikian. Tapi setelah kita cermati, tentunya pertanyaan semacam itu bisa terlontar dari seorang guru yang dalam pengalaman ketika ia mengajar di kelas, siswa-siswanya terkesan tidak memperhatikan atau tidak peduli dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Wah, jika memang demikian, ini adalah perkara serius. Sungguh.. ini perkara serius.

Ide Kreatif Penggunaan Kantong Plastik Bekas

Ide-ide kreatif sederhana penggunaan kantong plastik bekas
Ide-ide kreatif sederhana penggunaan kantong plastik bekas

Ide-ide kreatif sederhana penggunaan kantong plastik bekas


Kantong plastik sepertinya merupakan hal yang sangat lumrah di keseharian kita. Kita menggunakannya saat belanja di pasar, lalu membuangnya begitu saja. Sadarkah anda bahwa kantong plastik (kresek) itu sangat mencemari tanah dan air di lingkungan kita. Meskipun bentuknya tipis dan ringan, kantong plastik terbuat dari bahan sintetis yang tidak mudah diuraikan oleh bakteri melalui proses pembusukan. Ia akan bertahan hingga belasan atau puluhan tahun sebelum benar-benar hancur tak bersisa. Banyak lahan di sekitar kita rusak karena tanahnya dicemari sampah kantong plastik yang karena murah dan nilai praktisnya membuatnya banyak dipakai dan dibuang. Ini belum ditambah beragam kemasan makanan atau produk lainnya yang juga menggunakan plastik.

Berikut ini ada beberapa ide sederhana dan kreatif untuk membantu lingkungan kita tetap bersih dari kantong plastik bekas. Mari kita lihat, siapa tahu belum ada di pikiran anda sebelumnya.

Tips Ketika Guru Dilecehkan oleh Siswa

Tips Ketika Guru Dilecehkan oleh Siswa
Tips Ketika Guru Dilecehkan oleh Siswa

Tips Ketika Guru Dilecehkan oleh Siswa


Ilustrasi:

Bu Melati yang berperawakan kecil itu baru saja keluar ke kelas VIIIA. Di SMP Batang Bambu itu ia mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saat keluar, ia menyadari ada sesuatu yang “salah”. Sesuatu yang tidak pada tempatnya: anak-anak melecehkannya di belakangnya.

Bu Melati adalah guru yang baik. Saya sebut baik, karena beliau adalah sosok guru yang rajin masuk kelas. Selalu rajin mengajar dan banyak membimbing siswa hingga berprestasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Beberapa siswa yang dibimbingnya beberapa kali menyabet perhargaan pada lomba seperti lomba mading, lomba baca puisi, lomba bercerita, lomba mendongeng, lomba mengarang, dll. Di sisi lain sebagai seorang guru yang berperawakan kecil, Bu Melati mencoba menutupinya dengan memakai sepatu high heel yang lumayan tinggi. Ia memang kelihatan lebih semampai, akan tetapi karena ketinggian sepatu gaya berjalannya agak sedikit aneh jika diperhatikan. Di wajah, pada dagu sebelah kanan ia juga mempunyai sebuah tahi lalat berukuran besar (lebih besar dari ukuran umum). Rupanya kekurangan fisik ini menjadi perhatian beberapa siswa nakal di kelasnya.

Tips Etika dalam Menggunakan Sosial Media

Tips Etika dalam Menggunakan Sosial Media
Tips Etika dalam Menggunakan Sosial Media

Tips Etika dalam Menggunakan Sosial Media


Jaman sekarang sosial media itu sudah seperti kebutuhan penting bagi beberapa orang. Tak jarang, ia selalu terhubung dengan dunia luar melalui sosial media. Hubungan yang dibangun bisa dengan orang-orang yang akrab dan sangat dikenalnya di dunia nyata, ada pula yang dibangun dengan orang-orang yang belum dikenalnya secara nyata (hanya di dunia maya).

Ada beragam sosial media yang sering digunakan, seperti yang populer misalnya facebook, twitter, dan google+. Selama berinteraksi atau bersosialisasi dengan sahabat melalui sosial media, tentunya ada beberapa etika yang harus diperhatikan. Ini penting agar aktivitas anda di sosial media tidak berdampak buruk pada kehidupan anda, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Dibully karena memasang status tertentu, atau bahkan tanpa sadar anda telah membully orang lain adalah salah satu contoh imbas negatif dari sosial media. Terganggunya aktivitas lainnya yang lebih penting (misalnya pekerjaan) karena terlalu asyik bersosialmedia, juga contoh lain imbas negatif dari kegiatan bersosial media.

Nah, untuk menjaga agar imbas-imbas negatif dari aktivitas sosial media tidak terjadi pada diri anda, tentunya anda harus memenuhi etika dalam penggunaan sosial media. Ini penting diperhatikan oleh anda secara pribadi, karena bersosial media seperti juga berbicara, kicauan komentar atau status bisa ditanggapi bermacam-macam oleh khalayak. Jangan sampai aktivitas anda dalam bersosial media membawa kerugian, di mana seharusnya kita memperoleh manfaat dari kegiatan ini, minimal sebagai hiburan dan sumber informasi aktual.

Tips Mengisi Tinta Spidol Bebas Belepotan dan Tahan Lama

Tips Mengisi Tinta Spidol Bebas Belepotan dan Tahan Lama
cara mengisi tinta spidol tanpa belepotan di tangan dan awet

Tips Mengisi Tinta Spidol Bebas Belepotan dan Tahan Lama


Anda sering menggunakan spidol dalam pekerjaan anda? Jika anda seorang guru seperti saya, maka spidol adalah salah satu peralatan yang harus selalu tersedia dalam kondisi bagus setiap saat. Saat mengajar di kelas, keberadaan spidol menjadi mutlak sebagai pasangan whiteboard untuk menulis.

Walaupun biasanya pada kemasan tinta refill spidol disediakan pipet tetes plastik, saya pribadi cenderung tidak menggunakannya karena seringkali saya tidak bisa memperkirakan berapa banyak tetesan tinta yang diperlukan (tidak terlalu sedikit sehingga cepat habis kembali, atau terlalu banyak sehingga menetes-netes keluar daru ujung mata spidol dan akhirnya mengotori tangan dan baju saya). Saya lebih suka menggunakan kantong kresek. Ya.. kantong kresek, bisa digunakan dengan sangat efektif untuk mengisi ulang tinta spidol anda.

Tips Memberikan PR untuk Siswa

Tips Memberikan PR untuk Siswa
Tips Memberikan PR untuk Siswa Di Sekolah

Tips Memberikan PR untuk Siswa


Buat sebagian guru, memberikan PR (pekerjaan rumah) itu mungkin dianggap sangat penting. Sebagian lain lagi, menganggap PR itu tidaklah terlalu penting diberikan kepada siswa. Kedua pendapat ini bisa dianggap benar, tergantung alasan guru yang bersangkutan.

Sebagian guru yang menganggap PR itu penting untuk diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran di kelas beralasan bahwa PR akan membuat siswa belajar di rumah. PR akan membuat siswa yang malas belajar agar membuka kembali buku-bukunya di rumah sore hari sepulang sekolah atau malam hari sebelum besoknya PR itu dikumpulkan. PR adalah cara yang dapat diandalkan untuk membuat siswa belajar di rumah, mengulang kembali topik yang telah dibahas atau membaca untuk persiapan topik pada pertemuan berikutnya di kelas.

Tetapi, bagi guru yang menganggap PR itu tidak penting, alasan mereka adalah PR hanya akan membebani mereka (baca siswa) dengan tugas-tugas, di mana sebenarnya tugas belajar yang diberikan di sekolah harusnya sudah cukup untuk mereka. Selain itu, siswa seharusnya memiliki kemandirian dalam belajar. Sifat kemandirian dalam belajar itu harus dibangun. Belajar di rumah harus dilakukan siswa karena kebutuhan. Siswa membutuhkan belajar. Bukan karena alasan lain atau keterpaksaan. Itulah yang semestinya ditanamkan kepada siswa. Dengan siswa merasa bahwa mereka butuh belajar, bahkan belajarnya itu dilandasi rasa ingin tahu, suka, dan bukan dari paksaan, maka belajar yang dilakukan di rumah akan menjadi lebih bermakna.

Tips Membersihkan Whiteboard yang Kena Spidol Permanent Marker

tips membersihkan tinta permanen pada whiteboard
whiteboard tak sengaja tertulisi dengan spidol permanen?

Tips Membersihkan Whiteboard yang Kena Spidol Permanent Marker


Haduh... paling kesal kalau pas menulis di whiteboard, tanpa sengaja ternyata kita menggunakan spidol dengan tinta permanen (permanent marker). Apalagi kita kebetulan tidak punya cairan pembersihnya. Nah untuk menghindari hal ini, ada baiknya anda selalu memisahkan spidol-spidol yang akan anda gunakan untuk whiteboard ke dalam sebuah kantong atau wadah khusus sehingga tidak mudah tercampur dengan spidol permanen. Kata orang-orang, mencegah itu jauh lebih mudah.

Nah, tetapi bagaimana jika sudah terlanjur terjadi? Ternyata, kita bisa menggunakan bahan-bahan kimia sederhana yang terdapat di ruang kantor (sekolah). Ada banyak bahan yang bisa dipakai karena kandungan zat kimia di dalamnya dapat mengencerkan tinta permanen spidol tersebut. Apa saja bahan-bahan itu?

Jangan Beri Hukuman Fisik Pada Siswa Di Sekolah

Jangan Beri Hukuman Fisik Pada Siswa Di Sekolah

Hukuman fisik adalah hukuman yang diberikan kepada siswa secara fisik seperti memukul, menjewer, berdiri dengan satu kaki di depan kelas, dan bentuk-bentuk lainnya. Tujuan diberikannya hukuman fisik ini oleh guru adalah agar siswa dapat menyesali perbuatannya yang buruk agar tidak mengulanginya lagi. Tetapi benarkah hukuman fisik efektif untuk mencegah siswa berperilaku buruk (melanggar peraturan)? Ini adalah sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab oleh kita para pendidik di negeri tercinta ini.

Hukuman fisik dalam pendidikan di Indonesia


Di Indonesia, hukuman fisik cukup umum ditemukan di banyak sekolah. Alasan mengapa beberapa guru suka memberi hukuman fisik pada siswa tentunya karena mereka menganggap hukuman fisiklah yang paling efektif untuk menhentikan atau mencegah siswa berperilaku buruk yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. Hukuman fisik dapat kita temukan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah.

Di Indonesia, tidak ada aturan yang secara khusus melarang guru memberikan hukuman fisik. Bahkan mendikbud Mohammad Nuh yang pernah ditanya wartawan di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta (Jumat, 7-9-2012) soal hukuman fisik mengatakan bahwa hukuman fisik sah-sah saja diberikan, hanya saja harus mendidik dan merupakan jalan terakhir yang diberikan untuk memberikan pemahaman pada siswa. (lihat artikel  di http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/08/07215735/Mendikbud.Hukuman.Fisik.untuk.Siswa.Sah.Saja.asal). Menurut Mohammad Nuh, hukuman fisik itu juga sebuah pelajaran selama tidak dalam bentuk yang berlebihan. Pernyataan mendikbud ini tentu saja menuai pro kontra di kalangan pendidik dan pemerhati pendidikan di Indonesia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...