Pembelajaran Berbasis Inkuiri : Beberapa Fakta yang akan Ditemukan Saat Menerapkannya

Berikut ini adalah beberapa fakta yang akan anda temukan saat bapak dan ibu guru melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri secara berkelanjutan di dalam kelas:

pembelajaran berbasis inkuiri telah banyak diterapkan di kelas-kelas dan sangat efektif menjadikan siswa sebagai pembelajar yang mampu memecahkan berbagai masalah (problem solver)
proses inkuiri
  • Bapak dan ibu guru akan menjadi guru favorit di mata siswa karena mereka akan merasa nyaman dengan pembelajaran bapak dan ibu guru yang membuat mereka merasa nyaman dan percaya diri untuk berbicara, mengungkapkan pendapat, dan gagasannya di kelas.
  • Siswa-siswa akan menyadari bahwa belajar di dalam kelas seharusnya itu bukan secara individual atau semata dari guru saja, tetapi belajar itu dapat dari siapa saja (bahkan semua siswa yang ada di dalam kelas) karena mereka akan belajar banyak terutama dari anggota kelompoknya.
  • Pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang luar biasa karena mampu membuat siswa untuk mengeksplorasi diri mereka sendiri.

Jadwal Pelaksanaan UN tahun 2016 SMP dan SMA Sederajat

Kapan Waktu Pelaksanaan UN tahun 2016?

Sebentar lagi waktu pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2015/2016 akan tiba. Sudah siapkah mengikutinya? Bagaimana dengan persiapan sekolah dan Bapak/Ibu guru?

UN tahun 2016 rencananya akan digelar pada bulan April tahun 2016 untuk tingkat SMA/MA/SMK/Program Paket C. Tepatnya pada tanggal 4 - 6 April 2016. Sementara untuk tingkat SMP/MTs/Program Paket B digelar pada bulai Mei, yaitu mulai tanggal 9 Mei sampai dengan 12 Mei 2016.

jadwal UN Utama dan Susulan jenjang SMA/MA tahun 2016
jadwal UN Utama dan Susulan jenjang SMA/MA tahun 2016

Download POS UN 2016 dari Kemdikbud

Dokumen POS UN 2016 Telah Dapat Didownload



Update:  Download Kisi-Kisi UN tahun pelajaran 2016/2017 Lengkap Semua jenjang: SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SMALB, Paket B dan Paket C

Sebagaimana diketahui bersama oleh pihak sekolah, bahwa pelaksanaan UN (Ujian Nasional) harus mengacu kepada POS UN yang diterbitkan oleh BNSP. Link untuk mendownload POS UN 2016 telah disediakan di bawah artikel ini.

artikel ini menyediakan link untuk anda mendownload dengan mudah POS UN tahun pelajaran 2015/2016 dan Permendikbud Nomor 57 tahun 2015 tentang UN
DOWNLOAD POS UN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2015/2016 sudah semakin dekat. Pada bulan Desember 2015, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menerbitkan  POS UN (Prosedur Operasional Standar Ujian Nasional untuk tahun pelajaran 2015/2016. Penerbitan POS UN 2016 ini berhubungan dengan telah ditandatanganinya Permendikbud (Permen) Nomor 57 tahun 2015 oleh Anies Baswedan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat tertanggal 14 Desember 2015 lalu. Sementara untuk POS UN 2016 telah ditandatangani oleh Ketua BNSP Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D. pada tanggal 22 Desember barusan.

Mengapa Inkuiri itu Bagus untuk Belajar?

Apa yang Dimaksud dengan Inkuri?

Pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa. Pelibatan siswa pada pengalaman belajar yang bermutu akan membuat mereka jauh lebih memahami tentang pembelajaran tersebut dibanding jika mereka hanya diajarkan atau diberitahu. Melalui pelibatan siswa terhadap pengalaman belajar akan membuat mereka memunculkan pertanyaan-pertanyaan secara alamiah di dalam pemikiran mereka, memunculkan rasa penasaran dan rasa ingin tahu, sehingga secara aktif siswa akan mencari tahu tentang apa yang menjadikan mereka ingin tahu tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul secara alamiah inilah yang sangat penting dalam proses belajar siswa.

pembelajaran berbasis inkuiri diperlukan untuk mengajarkan bagaimana siswa dapat mencari, memilah, dan mengolah informasi sehingga lebih bermanfaat
ketika informasi melimpah dan mudah diperoleh, menghapal bukan lagi sesuatu yang penting

Inkuri dapat didefinisikan sebagai "pencarian kebenaran atau pengetahuan, atau informasi melalui proses bertanya." Secara alami, setiap orang dari ia lahir sampai meninggal selalu memiliki rasa ingin tahu dan menunjukkannya dengan bertanya (melalui pertanyaan-pertanyaan). Ini merupakan proses alamiah yang dilakukan manusia untuk mengembangkan pengetahuan sekaligus memuaskan rasa ingin tahunya. Proses inkuri selalu dimulai dengan pengamatan (menggunakan seluruh indera yang mungkin: penglihatan, pendengaran, penciuman, rabaan, dan citarasa) untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Informasi ini kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pengetahuan baru.


Mengapa Inkuri itu sangat Bagus Diterapkan untuk Belajar Siswa?

Sebuah pepatah yang sesungguhnya tepat sekali mengatakan, "Beritahu saya, maka saya akan lupakan. Tunjukkan pada saya, dan saya akan mengingatnya. Libatkan saya, dan saya akan memahaminya."

Sayang sekali, pada kenyataannya, pembelajaran di sekolah-sekolah kita sebagian belum mengarah pada memfasilitasi siswa sehingga memunculkan rasa ingin tahu mereka. Belajar belum melalui proses sealamian inkuiri. Siswa lebih banyak dijejali dengan informasi yang tidak menarik menurut persepsi siswa. Itulah sebabnya siswa menjadi sulit untuk paham, tidak termotivasi belajar, dan malas untuk mengikuti pelajaran.

Guru yang baik adalah guru yang dalam pembelajarannya dapat memancing naluri belajar secara alamiah siswa, membuat mereka berinkuiri untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Pembelajaran yang sedemikian akan lebih mudah dipahami dan bertahan lama (mengendap) di benak siswa.

Akan tetapi pembelajaran dengan inkuri yang baik tidak hanya sekedar mampu membuat siswa bertanya (secara alamiah), tahap ini harus dilanjutkan dengan proses yang kompleks, di mana siswa kemudian harus mengumpulkan informasi dan memilah-milah yang relevan, lalu mengolahnya sehingga benar-benar menjadi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka. Beberapa faktor akan mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran berbasis inkuiri, seperti: konteks pertanyaan-pertanyaan yang berhasil dilontarkan; fokus dari pertanyaan-pertanyaan tersebut; sampai level atau tingkatan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Baca Juga:
Beberapa Fakta yang akan Guru Temukan Saat Melaksanakan Pembelajaran Berbasis Inkuri Di Kelasnya
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Inkuiri yang Harus Dipahami Guru Sebelum Melaksanakannya Di Kelas

Pembelajaran yang dirancang dan dimanajemen dengan baik akan dapat membuat siswa melakukan inkuiri dengan baik pula.

Jika guru di sekolah-sekolah kita masih saja membuat pembelajaran yang berkisar pada mengingat fakta-fakta dan informasi, maka tentunya pembelajaran seperti ini sudah sangat ketinggalan. Ada banyak sekali fakta-fakta dan informasi yang tersedia di sekitar kita. Justru pemanfaatannyalah yang penting. Menggali informasi dari beragam sumberpun sangatlah mudah. Misalnya melalui internet. Siswa tidak harus selalu ingat suatu informasi atau fakta (walaupun tentu juga kadang diperlukan), tetapi yang paling penting adalah bagaimana mereka dapat memilah-milah dan menggunakan infomrasi atau fakta itu untuk kepentingan yang lebih lanjut. Dengan demikian, mereka nantinya akan dapat mengerjakan sesuatu dengan cara-cara yang cerdas dan efektif. Apalagi di jaman global dan arus informasi yang begitu besar dan terus berkembang, tidak semua fakta dan informasi akan dapat (dan harus) diingat.

Keterampilan untuk mencari dan memperoleh serta mengolah informasi dan pengetahuan itulah yang sekarang sangat penting (keterampilan inkuiri). Dan pembelajaran berbasis inkuiri berperan untuk tujuan ini sehingga siswa-siswa menjadi pembelajar yang aktif mencari dan menemukan informasi serta pengetahuan yang mereka butuhkan masing-masing.

Baca Juga:
Memotivasi Siswa Melalui Model ARCS
Bagaimana Memotivasi Siswa Belajar dengan Model ARCS?
Masa Magang Kognitif (Cognitive Apprenticeship)

Bagaimana Memotivasi Siswa dengan Model ARCS

Sebelumnya telah disajikan tulisan mengenai Memotivasi Siswa Melalui Model ARCS. Selanjutnya bahasan akan dilanjutkan dengan lebih detail tentang bagaimana cara mealakukannya dalam pembelajaran? ARCS adalah sebuah model motivasi dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh John Keller pada tahun 1988. Sebagai model motivasi yang baru, ARCS telah mendapat tempat dalam perkembangan teori-teori pembelajaran.

Telah disebutkan pada tulisan sebelumnya tersebut di atas bahwa model motivasi ARCS terdiri dari 4 rangkaian yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (rasa percaya diri), dan Satisfaction (kepuasan).

cara memotivasi siswa dengan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction) yang dikembangkan oleh John Keller (1998)
model motivasi ARCS oleh Keller, 1998

Perhatian (Attention)

Bagaimanakah cara memperoleh perhatian (attention) dari peserta didik?
Ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu perceptual arousal dan inquiry arousal. Perceptual arousal (rangsangan perseptual) dapat dilakukan dengan penggunaan kejutan atau sesuatu yang tidak biasa untuk mendapatkan interest dari siswa. Kejutan dapat berupa contoh-contoh yang tak lazim, atau hal-hal lain yang di luar dugaan siswa.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperoleh atensi dari siswa misalnya:

Memotivasi Siswa Melalui Model ARCS

Model ARCS adalah sebuah model yang dikembangkan oleh John Keller pada tahun 1988 untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam suatu pembelajaran. ARCS merujuk pada singkatan Attention-Relevance-Confidence-Satisfaction (Perhatian-Relevansi-Rasa Percaya Diri-Kepuasan). Model ARCS dapat diintegrasikan dalam perencanaan pembelajaran untuk kemudian dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Semua guru pasti tahu bahwa membuat dan menjaga siswa agar selalu termotivasi dalam pembelajaran adalah sebuah isu yang sangat krusial. Salah satu model yang dapat membantu guru dalam menghadapi tantangan ini adalah model motivasi ARCS, sebuah model yang dapat digunakan untuk membuat dan menjaga siswa agar tetap termotivasi belajar.

Model ARCS disandarkan pada 4 konsep dan karakteristik motivasi, yaitu Attention (Perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (Rasa Percaya Diri), dan Satisfaction (Kepuasan). Ke-4 konsep dan karakteristik ini adalah serangkaian syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat siswa termotivasi dari awal hingga akhir pembelajaran.

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dengan MLE

Keterampilan berpikir (thinking skills) sangat diperlukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, semua siswa di sekolah harus diajarkan bagaimana berpikir sehingga mereka memiliki keterampilan-keterampilan berpikir, utamanya keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, utamanya terkait berpikir kritis (critical thinking skill) dan pemecahan masalah (problem solving) adalah metode MLE (Mediated Learning Experience) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pembelajaran termediasi.

MLE (Mediated Learning Experience) atau pembelajaran termediasi adalah sebuah metode pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi pembelajaran yang bernama Reuven Feuerstein. Pembelajaran termediasi adalah salah satu metode pembelajaran yang berakar pada konstruktivisme belajar. Menurut teori pembelajaran konstruktivisme, setiap siswa harus menemukan dan mengubah informasi yang rumit, dengan memeriksa aturan baru dan membandingkannya dengan aturan lama yang tersimpan dalam struktur kognitifnya, dan mengubah suatu aturan (baik baru atau lama) jika aturan tersebut tidak lagi berguna.

Masa Magang Kognitif (Cognitive Apprenticeship)

Teori Masa Magang Kognitif (Cognitive Apprenticeship Theory)

Albert Bandura pada tahun 1997 mengajukan sebuah teori yang disebut teori pemodelan tingkah laku. Padanya diajukan pula mengenai masa magang kognitif (cognitive apprenticeship). Menurut teori masa magang kognitif ini, seseorang dapat mempelajari suatu keterampilan melalui orang lain yang telah memiliki keahlian tentang keterampilan tersebut. Teori tentang magang kognitif ini muncul sebagai sebuah desain untuk mengatasi hambatan saat seorang yang ahli mengenai keterampilan tertentu seringkali gagal untuk mengajarkan keterampilan itu pada orang lain karena adanya masalah-masalah implisit terkait keterampilan tersebut.

Sebagai salah satu teori yang termasuk ke dalam kontruktivisme, cognitive apprenticeship (masa magang kognitif) berperan untuk memudahkan siswa dalam melakukan pengamatan, mencoba, dan berlatih dengan keterampilan tersebut dengan bantuan guru atau ahli. Akan tetapi, menurut Bandura, agar siswa dapat benar-benar menguasai keterampilan yang diajarkan, mereka juga harus mempunyai perhatian, dan memiliki motivasi belajar yang kuat. Selain itu, keterampilan harus diajarkan secara kontekstual agar benar-benar berhasil dengan baik.

3 Tahap dalam Masa Magang Kognitif (Cognitive Apprenticeship)

Menurut para ahli konstruktivis, dalam masa magang kognitif (cognitive apprenticeship), ada 3 tahap yang harus tersedia bagi siswa selama mereka mempelajari sebuah keterampilan, yaitu:
  1. Tahap kognitif (pada tahap ini siswa mengembangkan pemahaman tentang pengetahun/keterampilan deklaratif)
  2. Tahap asosiatif (pada tahap ini kesalahan-kesalahan dan kekeliruan pada tahap kognitif kemudian disadari oleh siswa, dan mulai dikurangi sementara hal-hal yang bersifat penting bagi keterampilan tersebut akan mengalami penguatan-penguatan)
  3. Tahap otonom (pada tahap ini keterampilan yang dipelajari semakin diasah dan dipertajam sehingga bersifat otonomous)
Dalam pengajaran keterampilan dengan masa magang kognitif (cognitive apprenticeship), seorang siswa dapat mengamati ahli yang sedang melakukan suatu keterampilan yang akan dipelajari, sambil mendengarkan penjelasan-penjelasan yang dilakukan oleh ahli (guru) tersebut. Kemudian, siswa mencoba melakukan seperti apa yang dilakukan oleh guru di bawah pengawasan guru sambil diberikan koreksi-koreksi jika melakukan kekeliruan dan penjelasan tambahan yang diperlukan.

Allan M. Collins dan John Seely Brown telah mengembangkan 6 macam metode mengajar yang didasarkan pada teori masa magang kognitif milik Albert Bandura, yaitu pemodelan, perancahan, pembinaan, refleksi, artikulasi dan eksplorasi
6 Metode Mengajar yang berakar dari Teori Masa Magang Kognitif

6 Metode Mengajar Masa Magang Kognitif (Cognitive Apprenticeship)

Allan M. Collins dan John Seely Brown telah mengembangkan 6 macam metode mengajar yang didasarkan pada teori masa magang kognitif milik Albert Bandura, yaitu: 

ZPD (Zone of Proximal Development)

Apakah Pengertian dari Zone of Proximal Development (ZPD) itu?

Zona Perkembangan Proksimal atau dalam istilah aslinya Zone of Proximal Development (disingkat ZPD), adalah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Lev Vygotsky. Ahli psikologi dari Uni Soviet ini pertama kali memperkenalkannya di masa 1896 - 1934 walaupun belum benar-benar sempurna pada masa sepuluh tahun terakhir umurnya. Untuk lebih memahami apa itu ZPD (Zone  of Proximal Development) maka perhatikanlah gambar berikut.
gambar diagram yang menjelaskan apa itu zone of proximal development (zona perkembangan proksimal) oleh Lev Vygotsky
Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development/ZPD)

Vygotsky menyebut zona perkembangan proksimal ini dalam bukunya Mind in society: The development of higher psychological processes. Cambridge, MA: Harvard University Press (1978)  sebagai "the distance between the actual developmental level as determined by independent problem solving and the level of potential development as determined through problem solving under adult guidance, or in collaboration with more capable peers" (halaman, 86). Jika diterjemahkan kurang lebih maksudnya begini: " Zona Perkembangan Proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditunjukkan oleh kemampuan pemecahan masalah secara mandiri DENGAN tingkat perkembangan potensial  yang ditunjukkan melalui pemecahan masalah dengan bimbingan orang dewasa , atau dengan kolaborasi teman sebaya (peer) yang lebih mampu.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...