Bagaimana Memotivasi Siswa dengan Model ARCS

Sebelumnya telah disajikan tulisan mengenai Memotivasi Siswa Melalui Model ARCS. Selanjutnya bahasan akan dilanjutkan dengan lebih detail tentang bagaimana cara mealakukannya dalam pembelajaran? ARCS adalah sebuah model motivasi dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh John Keller pada tahun 1988. Sebagai model motivasi yang baru, ARCS telah mendapat tempat dalam perkembangan teori-teori pembelajaran.

Telah disebutkan pada tulisan sebelumnya tersebut di atas bahwa model motivasi ARCS terdiri dari 4 rangkaian yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (rasa percaya diri), dan Satisfaction (kepuasan).

cara memotivasi siswa dengan model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction) yang dikembangkan oleh John Keller (1998)
model motivasi ARCS oleh Keller, 1998

Perhatian (Attention)

Bagaimanakah cara memperoleh perhatian (attention) dari peserta didik?
Ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu perceptual arousal dan inquiry arousal. Perceptual arousal (rangsangan perseptual) dapat dilakukan dengan penggunaan kejutan atau sesuatu yang tidak biasa untuk mendapatkan interest dari siswa. Kejutan dapat berupa contoh-contoh yang tak lazim, atau hal-hal lain yang di luar dugaan siswa.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperoleh atensi dari siswa misalnya:

  • partisipasi aktif dengan menggunakan game yang telah diadaptasi seperlunya, atau bermain peran (roleplaying) sehingga siswa terlibat dengan pembelajaran atau bahan pelajaran yang sedang disajikan.
  • inkuiri, yaitu dengan mengajukan pertanyaan atau permasalahan untuk dipecahkan oleh siswa atau hanya melalui brainstorming (curah gagasan).
  • contoh spesifik, misalnya dengan menggunakan biografi seseorang, rangsangan visual, atau cerita.
  • variabilitas, di mana dalam kegiatan pembelajaran digunakan metode atau teknik yang bervariasi, seperti penggunaan video, diskusi kelompok kecil, atau ceramah singkat.
  • keganjilan dan konflik, di mana guru dapat memberikan pernyataan-pernyataan yang akan bertentangan dengan pengalaman peserta didik.
  • humor, tetapi harus dalam jumlah kecil dan sebaiknya cukup relevan sehingga bukannya malah mengalihkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.

Relevansi (Relevance)

Bagaimanakah cara menjaga relevansi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik?
Agar pembelajaran yang difasilitasi oleh guru tetap berada dalam relevansi gunakanlah selalu contoh-contoh dan kalimat-kalimat yang konkrit. John Keller menyebutkan 6 strategi utama untuk menjaga relevansi, yaitu
  • pengalaman. Untuk ini katakanlah pada peserta didik bahwa dalam pembelajaran tersebut akan memerlukan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Cara terbaik kita membangun pengetahuan dan keterampilan adalah dengan dasar (basis) keterampilan dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
  • nilai penting pengetahuan atau keterampilan yang akan dipelajari pada masa yang akan datang. Jika pengetahuan atau keterampilan akan bermanfaat nantinya, berarti pengetahuan dan keterampilan tersebut relevan dengan kebutuhan peserta didik.
  • nilai penting pengetahuan dan keterampilan pada saat ini. Hal ini juga akan membuat siswa termotivasi untuk belajar.
  • modelkan. Cara terbaik adalah dengan memodelkan pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan. Walaupun demikian, guru juga dapat dibantu dengan video, pembicara tamu dari luar sekolah, atau siswa yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat berperan sebagai tutor bagi kawan-kawannya yang lain.
  • pilihan-pilihan. Biarkan siswa menggunakan metode yang berbeda-beda, yang terpenting mereka menyukainya dan relevan dengan yang sedang dibelajarkan.

Rasa percaya diri (Confidence)

Bagaimana cara guru untuk dapat membangkitkan dan menanamkan rasa percaya diri pada diri siswanya?
  • Penting bagi guru untuk membantu peserta didik agar memiliki rasa percaya diri untuk meraih kesuksesan, karena jika siswa merasa tidak mampu maka motivasi belajar mereka akan semakin menurun.
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pengetahuan prasyarat yang diperlukan akan membantu siswa memperkirakan kemungkinan kesuksesan mereka. Salah satu caranya adalah dengan menyampaikan kriteria atau bagaimana nantinya penilaian dilakukan sehingga mereka dapat mempersiapkannya sedini mungkin.
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan atau pengetahuan selangkah demi selangkah sehingga terjadi perkembangan pada belajar mereka.
  • Kontrol belajar berada di tangan siswa sendiri, sehingga mereka percaya bahwa kesuksesan mereka adalah hasil langsung dari sejumlah upaya yang mereka lakukan saat belajar.
  • Guru memberikan umpan balik terhadap belajar siswa dengan cara-cara yang tepat.

Kepuasan (Satifaction) 

Guru dapat melakukan diberikan kepada siswa dengan cara:
  • Suatu proses belajar harus mendapat penghargaan yang sesuai atau memuaskan peserta didik, apakah dalam bentuk cita rasa akan sebuah keberhasilan atau pencapaian oleh siswa itu sendiri, atau dalam bentuk penghargaan lain dari guru, atau bahkan hanya sebuah pujian guru.
  • Guru dapat membuat siswa merasa bahwa keterampilan atau pengetahuan yang mereka peroleh setelah belajar akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk diaplikan pada pengetahuan baru atau keterampilan baru lainnya pada seting dunia nyata.
  • Guru memberikan umpan balik dan penguatan. Hal ini dapat terjadi jika peserta didik mengapresiasi hasil belajar, dan mereka akan terus termotivasi untuk belajar. Kepuasan ini akan membuat mereka semakin termotivasi.

No comments :

Post a Comment

Terima kasih telah berkomentar di http://novehasanah.blogspot.com
Komentar anda adalah apresiasi bagi kami, karena itu berkomentarlah dengan sopan.

Mohon untuk tidak meninggalkan link aktif pada kolom komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...