Download Jurnal Pendidikan Gratis: Keterampilan Berpikir Siswa

Jika anda adalah guru atau praktisi pendidikan yang sedang membutuhkan jurnal pendidikan ilmiah internasional dalam bahasa Inggris tentang Bagaimana Cara Mengembangkan Keterampilan Berpikir Siswa maka artikel jurnal pendidikan dari Jornal of Technology Education ini mungkin sangat bermanfaat untuk anda. Journal of Technology Education ini diterbitkan oleh North Carolina State University.

silakan download artikel jurnal ilmiah pendidikan (internasional) gratis tentang mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic)
download artikel jurnal ilmiah pendidikan (internasional)

Artikel jurnal yang kami maksud berjudul The Grid.C Project: Developing Students' Thinking Skills in a Data-Rich Environment. Artikel ini ditulis oleh V. William DeLuca dan Nasim Lari. Kedua peneliti ini merupakan praktisi pendidikan matematika. V. William DeLuca adalah seorang Associate Professor pada Department of Mathematics, Science, and Technology Education di North Carolina State University. Sedangkan Nasim Lari adalah seorang Research Consultant pada Department of Mathematics, Science, and Technology Education di North Carolina State University.

Adapun artikel jurnal ilmiah ini memaparkan penelitian mereka tentang bagaimana meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) dengan menggunakan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

Download Jurnal Imliah Kependidikan Internasional dari Jornal of Technology Education, North Carolina State University.
Sampul Jurnal (pdf) Volume 23 Number 1 Fall 2011.
Daftar Isi Jurnal (pdf)
Artikel Jurnal Ilmiah Internasional:  The Grid.C Project: Developing Students' Thinking Skills in a Data-Rich Environment oleh V. William DeLuca dan Nasim Lari. (pdf)

Keterampilan Berpikir Siswa dan Mediated Learning Experiences (MLE)
Cara Membuat Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Mengenal Penelitian Korelasional untuk Pendidikan

Pengertian Penelitian Korelasional

Apakah yang dimaksud dengan penelitian korelasional itu? Penelitian korelasional adalah suatu jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan umum untuk penelitian yang berfokus pada penaksiran kovariasi di antara variabel-variabel yang muncul secara alami. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan yang sifatnya prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau statistik lain yang lebih modern. Hasil penelitian korelasional dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan. Kelemahan dari penelitian korelasional adalah masalah penafsirak hubungan kausal.

Penelitian korelasional berbeda dengan penelitian deskriptif. Walaupun penelitian korelasional kadangkala dianggap sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian korelasional dapat mendeskripsikan suatu kondisi yang telah ada. Tetapi sebenarnya, kondisi yang dideskripsikan ini berbeda dengan kondisi yang dideskripsikan oleh sebuah penelitian deskriptif berupa laporan diri atau hasil studi observasi. Penelitian korelasional mendeskripsikan dalam istilah kuantitatif tingkatan di mana variabel-variabel saling berhubungan.

apakah penelitian korelasional itu? Penelitian korelasional merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, sangat bagus diketahui guru bahkan tentu melakukannya juga.
ayo mengenal penelitian korelasional

Penelitian korelasional memerlukan pengumpulan data sehingga dapat ditentukan apakah, dan pada tingkatan apa, terdapat hubungan antara 2 atau lebih variabel yang dikuantitatifkan tersebut. Tingkatan hubungan ditunjukkan sebagai koefisien korelasi. Bilamana terdapat hubungan antara 2 variabel, maka ini bermakna bahwa skor pada rentangan tertentu dari suatu  pengukuran berasosiasi dengan skor pada rentang tertentu dari pengukuran yang lain.

Contohnya, terdapat korelasi antara intelejensi dengan prestasi akademik. Subyek yang memiliki skor tinggi untuk intelejensi  memiliki rata-rata prestasi akademik yang tinggi, demikian sebaliknya. Ketika suatu korelasi ditemukan, maka korelasi ini digunakan untuk membuat prediksi.

Penelitian korelasional umumnya digunakan untuk mempelajari beberapa variabel yang diyakini memiliki hubungan dengan sebuah variabel utama, seperti hasil belajar. Beberapa variabel yang kemudian ternyata diketahui tidak memiliki hubungan yang tinggi kemudian dapat dibuang (dieliminir). Selanjutnya, variabel yang memiliki hubungan tinggi kemudian dapat diteliti lebih mendalam dengan metode penelitian kausal-komparatif (expost facto), atau dapat pula dengan metode penelitian eksperimen jika hubungan (korelasi) antar variabel-variabel itu bersifat kausal (sebab akibat).

Penelitian korelasional akan dapat melengkapi penaksiran seberapa tepat hubungan 2 variabel. Pada variabel-variabel yang berhubungan tinggi, nilai koefisien korelasi mendekati +1,00 (atau -1,00). Bila antara variabel-variabel tidak terdapat hubungan, maka koefisien korelasi akan mendekati 0,00. Jika koefisien korelasi semakin tinggi, maka prediksipun dapat semakin akurat.

Latihan Soal UN 2016 Online (UNBK) IPA

Lagi kali ini kami berikan latihan soal online interaktif untuk siswa-siswa (dan guru IPA SMP/MTs yang sednga mempersiapkan anak didiknya) dalam rangka menghadapi Ujian Nasional yang sudah semakin dekat jadwalnya. Oh ya, UN IPA SMP 2016 akan dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016. Sudah tahu jadwal lengkap UN 2016 atau juga jadwal susulan UN 2016 kan?

latihan soal UN 2016 online mata pelajaran IPA khususnya fisika, cocok untuk siswa yang akan ikut UNBK ataupun UN dengan pensil dan kertas
latihan soal UN 2016 online

Berikut ini diberikan 10 soal fisika SMP yang merupakan soal-soal yang bisa jadi akan keluar pada tahun 2016 ini. 10 Soal berikut adalah soal IPA Fisika. Ya, cuma sepuluh soal, agar kamu atau siswa sekalian tidak terlalu jenuh mengikutinya.


Demikian soal latihan UN 2016 untuk mata pelajaran IPA Fisika kali ini, semoga bermanfaat.

Tips sukses Ujian Nasional
Tips Sukses UN (Bagian 2)
Jadwal UNBK SMP 2016

Model Pembelajaran Active Learning (Pembelajaran Aktif)

Model Pembelajaran Active Learning (Pembelajaran Aktif)


Pengertian Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Model pembelajaran active learning merupakan istilah yang mengacu pada penggunaan  sebagai  strategi  belajar  mengajar  dengan tujuan agar terjadi keterlibatan siswa dalam proses belajar mereka. Model pembelajaran aktif (active learning) ini agar pelaksanaannya efektif dan efisien maka dibutuhkan beragam pendukung pada proses belajar mengajar yang dilakukan. Beberapa diantaranya seperti dari aspek siswa, guru, situasi pembelajaran, program belajar yang direncanakan hingga sarana pembelajaran.

model pembelajaran aktif atau active learning adalah suatu kumpulan strategi yang bertujuan untuk membuat siswa aktif belajar melalui beragam kegiatan sehingga dapat mengembangkan belajar siswa sesuai potensi maksimal yang mereka miliki
model pembelajaran aktif (active learning)

Model pembelajaran active learning (pembelajaran aktif) ini sangat sesuai dengan pandangan kontruktivisme, di mana proses belajar dianggap sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan secara mandiri oleh si pembelajar itu sendiri (dalam hal ini siswa) dan bukan oleh si pengajar (guru). Guru hanyalah sebagai fasilitator yang menyiapkan agar kegiatan belajar bersuasana inisiatif dan tanggung  jawab  belajar dari sisi si pembelajar  (siswa). Melalui model pembelajaran aktif (active learning) ini dapat diharpkan siswa akan  berkeinginan terus  untuk  belajar  selama  hidupnya (pebelajar sepanjang hayat),  dan  tidak  tergantung pada guru atau orang lain bilamana mereka harus (perlu) untuk mempelajari hal-hal yang baru.

Pembelajaran active learning adalah satu model pembelajaran di mana terdapat suatu kesatuan beragam strategi-strategi pembelajaran yang dapat berbentuk beragam cara untuk membuat  peserta didik menjadi aktif dalam belajar. Pembelajaran aktif (active learning) agak sulit memang untuk didefinisikan secara tegaskarena semua cara belajar itu dapat memberikan efek keaktifan peserta didik, walaupun demikian tentu kualitas dan kadar keaktifannya dapat berbeda-beda.  Keaktifan  siswa untuk belajar dapat  muncul  dalam  berbagai bentuk. Tetapi, keaktifan di sini harus memiliki satu karakteristik keaktifan yang penting yaitu harus ada keterlibatan intelektual, emosional   dalam   kegiatan belajar, adanya asimilasi dan akomodasi kognitif (ingat Teori Piaget!) untuk memperoleh     pengetahuan. Untuk ini siswa harus melakukan sesuatu sehingga ia memperoleh pengalaman langsung dalam pembentukan keterampilan dan penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Latihan UN Matematika SMP 2016

Latihan Soal Matematika UN 2016 Online

Tak terasa jadwal UN (Ujian Nasional) 2016 semakin dekat. Masih ingatkan? Ya, tanggal 10 Mei 2016 adalah waktu yang telah ditentukan untuk UN Utama SMP/MTs untuk mata pelajaran Matematika. Sudah siap bukan?

ayo berlatih menjawab soal-soal UN Matematika SMP/MTs secara online di blog ini. Siapkan kertas dan pulpen untuk menghitung ya.
latihan soal UN Online Matematika SMP tahun 2016

Jika kamu belum siap, segeralah ambil pulpen dan kertas coret-coret karena kita akan segera berlatih menjawab beberapa soal UN Matematika SMP di bawah ini secara online.

Bapak dan Ibu Guru yang mengajar Matematika juga boleh menggunakan latihan soal UN Matematika secara online ini untuk melatih kemampuan siswanya. Apalagi buat sekolah-sekolah yang akan melaksanakan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), mungkin model latihan soal seperti ini cocok untuk mereka.

Sengaja jumlah soal yang disajikan tidak banyak (hanya 16 soal) agar siswa tidak terlalu bosan menjawabnya dan dapat menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 1 jam (walaupun pada latihan ini tidak ada batasan waktu).

Latihan Soal UN IPA SMP/MTs Online 2016

Pembelajaran Inkuiri: Siswa Belajar secara Mendalam

Sebuah kelas yang didalamnya diterapkan pembelajaran inkuiri akan mendorong siswanya untuk belajar suatu permasalahan secara lebih mendalam. Siswa mencari sendiri jawaban-jawaban yang mereka buat melalui beragam sumber informasi yang mungkin  diperolehnya. Akan tetapi hal ini tidak semudah itu berlangsungnya, harus ada iklim belajar yang mendukung dan pembiasaan dari guru agar siswa terbiasa menjadi pebelajar mandiri.

Budaya dan iklim kelas yang mendukung pembelajaran inkuiri adalah mutlak agar pelaksanaan proses belajar secara inkuiri ini sukses. Paling tidak guru harus memperhatikan budaya dan iklim kelas berikut ini.

bagaimana membuat pembelajaran inkuiri di kelas menjadi efektif dan membuat siswa berpikir secara mendalam, yang selanjutnya juga membuat pemahaman menjadi lebih mendalam
guru harus mampu memodelkan proses inkuiri dalam pembelajarannya

Guru Juga Memberikan Teladan Bagaimana Berpikir Secara mendalam Melalui Inkuiri

Perlu dicatat oleh guru bahwa jika ia ingin siswanya ber-inkuiri selama proses pembelajaran di kelasnya, maka ia juga harus mampu memodelkan bagaimana berpikir dan belajar dengan proses inkuiri. Belajar dengan inkuiri memerlukan perencanaan yang matang dari guru. Ia dapat memulai dengan menyiapkan beberapa stimulus dan pertanyaan-pertanyaan yang akan membuat siswa dan dirinya sendiri berusaha mencari tahu tentang topik yang sedang dibahas. Guru perlu memodelkan kepada siswa bagaimana ia berpikir, meliputi pengajuan pertanyaan, proses pengumpulan informasi, hingga mengolah informasi yang diperoleh itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tadi diajukan. Juga, guru perlu mengajarkan bagaimana merevisi pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan menjadi pertanyaan-pertanyaan baru sehingga pembelajaran inkuiri itu selalu bersiklus. Ini akan membuat guru dan siswa yang terlibat dalam pembelajaran inkuiri akan belajar secara lebih mendalam, dan tentunya nanti juga akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam pula tentang topik yang sedang dikaji.

Pertanyaan adalah Pintu Informasi tentang Siswa Anda

Bapak dan Ibu guru yang sedang mengajar mestilah sering berkomunikasi dengan siswanya. Guru tidak boleh selalu mendominasi pembelajaran dengan berbicara, apalagi sepanjang waktu pembelajaran berlangsung. Bangun komunikasi dengan siswa melalui pertanyaan. Itu cara termudah untuk melakukannya. Tetapi, sesungguhnya ini relatif. Pertanyaan macam apa yang guru harus lontarkan? Apa tujuan pertanyaan tersebut diberikan?

Tahukah Bapak dan Ibu Guru, bahwa pertanyaan dapat digunakan untuk menggali banyak informasi dari siswa. Informasi ini sifatnya beragam, tetapi salah satunya adalah bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran mereka.

Biasakan bertanya. Pertanyaan adalah pintu informasi bagaimana pembelajaran berlangsung pada siswa anda. Buatlah rancangan pertanyaan yang bagus untuk digunakan dalam pembelajaran.
pertanyaan guru adalah pintu informasi pembelajaran siswa

Beberapa pertanyaan untuk menggali informasi seperti ini contohnya:
  • Berapa lama kamu bisa menyelesaikan soal hitungan ini?
  • Bagian mana dari langkah-langkah penyelesaian soal hitungan ini yang paling sulit?
  • Apa kira-kira cara yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kemampuanmu dalam menjawab soal hitungan ini?
Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas sangat perlu diberikan kepada siswa sambil berkomunikasi dengan mereka. Guru dapat mendekati mereka secara bergantian, berputar dari satu siswa ke siswa lain. Datangilah siswa yang terlihat bingung, kesulitan terlebih dahulu. Buat mereka merasa mampu dan percaya diri untuk meningkatkan kemampuannya.

Teori Piaget tentang Proses Berpikir

Kecenderungan-Kecendrungan dalam proses Berpikir Peserta Didik

Bapak dan Ibu Guru, mari kita lanjutkan membaca tulisan-tulisan tentang psikologi pendidikan. Kali ini masih tentang perkembangan kognitif pada peserta didik, tetapi lebih spesifik mengarah pada pembahasan tentang proses berpikir.

Piaget yang juga merupakan ahli biologi mengusulkan bahwa manusia, mewarisi 2 kecenderungan dasar, yaitu: (1) organisasi; dan (2) adaptasi. Kecenderungan organisasi berkaitan dengan tingkah laku dan kemampuan berpikir dalam hal menyatukan, mengatur, mengkombinasikan kembali, dan mengatur kembali. Sedangkan kecenderungan kedua yaitu adaptasi merupakan tingkah laku atau kemampuan berpikir untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kecenderungan Dasar: Organisasi

Setiap orang terlahir dengan kecenderungan untuk mengorganisasikan proses-proses berpikir mereka ke dalam struktur-struktur psikologis. Struktur-struktur psikologis ini merupakan sistem-sistem yang dimiliki setiap orang untuk memahami dan berinteraksi dengan dunianya. Struktur-struktur sederhana secara terus-menerus akan dikombinasikan (disatukan) dan dikoordinasikan sehingga menjadi struktur-struktur yang lebih kompleks. Bayi yang berumur beberapa bulan misalnya, telah dapat melihat suatu benda dan mereka juga telah dapat menggenggam benda tersebut di tangannya saat disentuhkan padanya. Tetapi saat itu ia belum dapat mengkoordinasikan penglihatan dengan jemarinya yang memegang benda tersebut pada saat bersamaan. Setelah umurnya bertambah dan kemampuannya terus berkembang, akhirnya kedua kemampuan ini (melihat dan memegang) akan dikoordinasikan pada saat bersamaan. Itulah sebabnya ketika bayi yang berumur lebih tua akan mengambil benda-benda menarik yang dilihatnya (Ginsburg & Opper, 1998; Milller, 2002)

Piaget secara khusus telah memberikan nama untuk struktur-struktur psikologis ini dengan sebutan skema-skema. Menurut Piaget, skema-skema merupakan blok-blok bangunan pemikiran seseorang. Skema-skema mengoragniasikan sistem-sistem dari tindakan-tindakan atau pemikiran-pemikiran yang memungkinkan seseorang untuk berpikir tentang objek atau kejadian-kejadian dalam dunia orang tersebut. Skema-skema mungkin sifatnya kecil dan spesifik, misalnya, skema untuk mengisap minuman melalui sedotan, atau skema untuk mengenali bunga mawar. Tetapi skema bisa juga sangat besar dan kompleks dan bersifat lebih umum, contohnya, skema untuk minum atau skema untuk mengklasifikasikan tumbuhan. Ketika proses-proses berpikir seseorang menjadi lebih terorganisasi dan skema baru akan terbentuk, tingkah laku juga akan berubah dan menjadi lebih kompleks serta lebih cocok dengan keadaan lingkungannya.

Kecenderungan Dasar: Adaptasi

Sebagai tambahan untuk kecenderungan untuk mengorganisasikan struktur-struktur psikologis, seseorang juga mewarisi kecenderungan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ada 2 proses dasar yang terlibat dalam kecenderungan dasar adaptasi, yaitu: asimilasi dan akomodasi.

artikel ini mencoba menjelaskan bagaimana teori piaget dalam menguraikan terbentuknya proses berpikir pada seseorang yang semakin kompleks
"hei...ada kucing!"... padahal itu seekor gobang

Asimilasi

Asimilasi menurut Piaget akan terjadi ketika seseorang menggunakan skema-skema yang dimilikinya untuk memaknai secara logis kejadian-kejadian yang terjadi di dunianya. Asimilasi terlibat ketika seseorang mencoba memahami suatu hal baru dan mencoba mencocokkannya dengan apa yang telah diketahuinya. Pada saat itu, seseorang mungkin akan mendistorsi informasi baru itu untuk mencocokkannya dengan informasi yang telah dimiliki. Contohnya, pada saat pertama kali melihat seekor gobang, anak-anak mungkin akan menyebutnya kucing. Mereka mencoba mencocokkan pengalaman baru melihat seekor gobang itu dengan skema kucing yang telah mereka miliki (pernah dilihatnya) untuk mengidentifikasi hewan tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif (Seri Psikologi Pendidikan)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak


Jean Piaget adalah seorang pakar psikologi dari Swiss yang mengajukan teori perkembangan kognitif yang hingga saat ini sangat berpengaruh dalam psikologi pendidikan. Teorinya banyak berpengaruh pada bagimana kita dapat memahami seorang anak berkembang aspek kognitifnya. Mengetahui bagaimana perkembangan kognitif pada anak selanjutnya dapat membuat kita (guru) memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar lebih baik.

Piaget dalam teori perkembangan kognitifnya mengidentifikasi 4 faktor yang sangat berpengaruh, yaitu: (1) kematangan biologis; (2) aktivitas fisik; (3) pengalaman-pengalaman sosial; dan (4) penyeimbangan (ekuilibrasi). Kesemua faktor ini saling berinteraksi dan mempengaruhi perkembangan kognitif dengan mengubah proses-proses berpikir
4 faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif sebagaimana mungkin telah Bapak dan Ibu Guru ketahui lebih dari sekedar penambahan fakta-fakta dan informasi baru (pengetahuan) pada sistem penyimpanan informasi (sistem memori) pada otak manusia. Menurut Piaget, proses berpikir pada seseorang berkembang secara drastis, meskipun secara perlahan-lahan, dari saat dilahirkan hingga dewasa. Sepanjang kehidupannya, seorang manusia akan secara konstan berusaha memahami bagaimana dunia yang ada di sekitarnya.

Piaget dalam teori perkembangan kognitifnya mengidentifikasi 4 faktor yang sangat berpengaruh, yaitu: (1) kematangan biologis; (2) aktivitas fisik; (3) pengalaman-pengalaman sosial; dan (4) penyeimbangan (ekuilibrasi). Kesemua faktor ini saling berinteraksi dan mempengaruhi perkembangan kognitif dengan mengubah proses-proses berpikir.

Kematangan biologis adalah salah satu faktor yang terpenting dalam perkembangan kognitif. Kematangan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memahami dunia di sekitarnya. Proses pematangan biologis ini dikendalikan oleh gen. Setiap gen akan menunjukkan aksinya secara perlahan-lahan dan tampak sebagai sesuatu yang telah terprogram secara genetis. Ini diwarisi dari orang tua anak yang bersangkutan. Apa yang dilakukan oleh guru dan orang tua mempunyai hanya sedikit dampak  pada aspek pematangan biologis ini. Hal yang dapat dilakukan untuk membantu proses pematangan biologis berjalan sebagaimana seharusnya adalah dengan memberikan nutrisi yang cukup sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan selanjutnya perkembangan kognitif dari faktor pematangan biologis ini juga akan berlangsung dengan normal.

Perkembangan Berbahasa Anak (Seri Psikologi Pendidikan)

Bagaimana Anak Mengembangkan Kemampuan Berbahasa?

Pernahkah Bapak dan Ibu guru memikirkan tentang bagaimana seorang anak dapat menguasai bahasa yang mereka gunakan sehari-hari? Semua anak dapat menguasai Bahasa Ibu mereka tersebut dengan sangat baik, terkecuali pada anak-anak dengan kasus khusus seperti adanya cacat fisik seperti tuli.

Para ahli psikologi perkembangan beranggapan bahwa banyak faktor terlibat dalam perkembangan bahasa anak, baik faktor biologis maupun faktor pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh. Budaya memegang peranan besar dalam menentukan hal-hal penting untuk keterampilan berbahasa seseorang. Anak-naka mengembangkan kemampuan berbahasanya bersamaan dengan perkembangan kemampuan kognitifnya dengan terus-menerus secara aktif dan simultan menjadikan apa yang didengarnya masuk akal (dipikirkan) dan menemukan pola-pola kebahasaan dari puzzle-puzzle yang tercipta setiap harinya saat mereka berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Walapun dalam proses ini seringkali terjadi bias, akan tetapi perkembangan berbahasa anak akan terus berlanjut sehingga menjadikan seorang  dengan keterampilan berbahasa yang memadai untuk berkomunikasi dengan orang lain.

tahukah bapak dan ibu guru bagaimana anak mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbahasanya? Sejak kapan kemampuan berbahasa pada anak dibangun? Apa efek penggunaan 2 bahasa pada anak?
anak dapat mencampuradukkan tata bahasa 2 bahasa yang dipelajari

Keragaman Bahasa dan Perkembangan Keterampilan Dua Bahasa

Anak-anak Indonesia memiliki bahasa yang mereka gunakan di rumah berbeda dengan bahasa yang digunakan secara formal di sekolah, yaitu bahasa Indonesia. Untungnya dalam perkembangan kebahasaan kedua bahasa (bahasa daerah dan bahasa Indonesia) tidak saling mengganggu. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Cummins, 1984 dan 1994, bahwa ternyata penguasaan bahasa pertama akan memudahkan penguasaan bahasa yang kedua. Bagia anak-anak yang harus menguasai dua bahasa sekaligus, pada usia 2 -3 tahun perkembangan kebahasaannya akan melambat karena mereka belum memahami sepenuhnya bahwa mereka sedang menggunakan (mempelajari) dua bahasa yang berbeda. Anak-anak ini dapat mencampuradukkan tata bahasa antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.

Agar Anak Tak Bosan Belajar

Ketika kita melihat seorang anak dengan hasil belajar rendah dari potensi yang dimilikinya, maka kita bisa berasumsi bahwa anak tersebut perlu "lebih banyak belajar". Bisa jadi hal ini betul, tetapi bisa juga salah. Ini adalah hal yang bersifat relatif. Di tulisan ini kita tidak akan berpanjang lebar mendebatkan itu, tetapi kita akan mencari cara supaya anak-anak atau siswa tidak bosan dan menjadi lebih termotivasi untuk belajar secara efektif dan efisien.

Belajar, saat ini memang merupakan kegiatan yang bisa jadi tidak lebih menarik dibanding menonton televisi, bermain game, atau nongkrong bersama teman sebaya bagi anak-anak dan pelajar kita. Oleh karena itu guru di sekolah dan orang tua di rumah perlu mengajarkan bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien serta tidak membosankan.

kebosanan dalam belajar dapat dialami siapa saja termasuk anak dan siswa kita. beragam teknik belajar yang berbeda mungkin dapat mengatasi rasa bosan ini
mengapa siswa atau anak anda merasa bosan?

Ketika siswa diminta untuk belajar, itu berarti bahwa mereka tidak harus selalu membaca buku bab per bab dan mengulang-ulangnya lagi. Itu tentu cara belajar yang bagi beberapa anak sangat membosankan. Nah, bagaimanakah cara-cara lain untuk belajar selain dengan membaca buku? Berikut adalah cara-cara lain atau teknik belajar lain yang dapat diajarkan kepada siswa atau anak anda:

Aneka Game Mendukung Gaya Belajar Siswa

Bapak dan Ibu Guru tentunya pernah menggunakan permainan atau game dalam pembelajaran di kelas bukan? Wah itu bagus sekali, karena telah terbukti bahwa permainan atau game yang diimplementasikan ke dalam pembelajaran ternyata dapat menyokong dan mendukung beragam gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.

Masih ingat dengan Prof. Howard Gardner dengan Teori Multiple Intelegences-nya (Teori Kecerdasan Majemuk)? Pastinya kan, nah sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa anak-anak atau siswa di sekolah cenderung mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Ternyata beragam game atau permainan yang digunakan guru dapat membantu anak-anak yang mempunyai beragam jenis kecerdasan (dan otomatis gaya belajar) ini untuk lebih intens dalam belajar.

ternyata game atau permainan sangat bagus untuk pembelajaran di kelas karena dapat mengakomodasi beragam gaya belajar dan jenis kecerdasan siswa
pernah diajak main game lagi?

Bagi peserta didik dengan gaya belajar visual, saat ini begitu banyak game atau permainan digital yang menampilkan sisi visual yang menarik. Mereka dapat belajar menggunakan beragam strategi untuk memenangkan permainan, memecahkan permasalahan yang diajukan oleh aplikasi permainan pada komputer atau gadget di tangan mereka sambil menikmati beragam tampilan visual yang menarik perhatian dan sesuai dengan gaya belajar mereka. Guru yang mempunyai kemampuan mendesain suatu aplikasi pembelajaran dengan visual yang menarik berbentuk game atau permainan tentu dapat menyokong pembelajaran siswanya yang bergaya belajar visual ini.

Pentingnya Pembinaan UKS Di Sekolah

Melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang UKS (usaha Kesehatan Sekolah), sekarang marilah bapak dan ibu guru kita bahas mengenai pentingnya pembinaan UKS di sekolah kita masing-masing.

Pembinaan UKS perlu dilakukan karena mengingat tujuan dan fungsi UKS bagi warga sekolah terutama peserta didik atau siswa. Telah disebutkan sebelumnya bahwa UKS bertujuan untuk mengajarkan pola hidup sehat kepada siswa dan secara langsung berupaya meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. Hal ini tentu menyokong tujuan institusi pendidikan dalam hal ini sekolah agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan bagi seluruh siswa secara berkualitas.

Pembinaan UKS perlu dilakukan karena mengingat tujuan dan fungsi UKS bagi warga sekolah terutama peserta didik atau siswa. Telah disebutkan sebelumnya bahwa UKS bertujuan untuk mengajarkan pola hidup sehat kepada siswa dan secara langsung berupaya meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
UKS penting peranannya dalam sekolah

Pemerintah sendiripun telah melakukan pembinaan terhadap UKS-UKS yang ada di sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan secara terpadu. Semua jajaran berkoordinasi dan telah dibentuk tim-tim pembina UKS untuk setiap jenjang pemerintahan. Terdapat tim pembina UKS mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga di pemerintahan kecamatan.

Di sekolah sendiri, kita sudah mengenal tim pelaksana UKS. Tim ini terdiri dari guru-guru. Pada umumnya guru-guru ini mendapatkan pelatihan baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebuadayaan, atau Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, hingga UPT Dinas Pendidikan di Kecamatan. Guru yang diutamakan untuk membina UKS adalah guru pendidikan jasmani dan kesehatan, karena sangat sesuai dengan mata pelajaran atau bidang studi yang mereka ampu. Akan tetapi tentu tidak emnutup kemungkinan untuk guru-guru lain terlibat sebagai anggota tim pelaksana UKS di sekolahnya masing-masing.

Apakah UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) itu?

Apa yang Dimaksud dengan UKS?


Bapak dan Ibu Guru semua pasti sudah tahu apa itu UKS? UKS adalah singkatan dari Usaha Kesehatan Sekolah. Sebenarnya dari kepanjangan UKS ini kita sudah bisa meraba-raba apa dan bagaimana, serta apa fungsi UKS di sekolah. Tetapi tidak ada salahnya jika di sini dituliskan kembali mengenai UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah tersebut.

Usaha kesehatan sekolah atau UKS adalah suatu usaha yang dilakukan pihak sekolah dan pihak-pihak yang terkait untuk meningkatkan pola hidup sehat serta derajat kesehatan warga sekolah. Jadi sebenarnya UKS tidak hanya untuk siswa semata, tetapi juga melingkupi seluruh warga sekolah, sehingga dengan pola hidup sehat baik saat berada di dalam lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari dapat menjaga dan meningkatkan derajat kesehatannya. Pola hidup sehat dan derajat kesehatan yang baik akan membawa sekolah menjadi institusi pendidikan yang baik dan dapat menyelenggarakan fungsinya sebagai wadah pendidikan bagi anak-anak Indonesia untuk menjadi insan cerdas dan sehat.

apakah UKS (usaha kesehatan sekolah) itu? apakah trias UKS itu? setiap satuan pendidikan dari TK/RA hingga SMA/MA/SMK membentuk UKS untuk mengajarkan perilaku hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswanya
UKS sangat bermanfaat sebagai penunjang keberhasilan pendidikan di sekolah

Tujuan Diadakannya UKS di Sekolah-Sekolah

Kesehatan tentunya menjadi modal penting bagi siswa dan warga sekolah lainnya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Anak-anak Indonesia diharapkan dapat tumbuh menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Sangat penting bagi anak-anak Indonesia agar tumbuh secara optimal dan selaras. Ini adalah tujuan umum dari dilaksanakannya program UKS di sekolah-sekolah.

Secara khusus program UKS di sekolah-sekolah diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan, sikap, serta keterampilan sehingga mereka (warga sekolah, utamanya anak-anak), dapat menjalankan prinsip-prinsip hidup sehat. Bahkan mereka juga dapat membantu  untuk terlibat aktif dalam peningkatan kesehatan. Dengan demikian diharapkan sebagai agen bagi lingkungan sekitarnya, para siswa juga dapat menjaga kesehatannya sendiri secara mandiri baik secara fisik, mental, emosi serta sosial. Melalui prinsip-prinsip hidup sehat yang dimilki, siswa akan mampu menangkal segala pengaruh-pengaruh yang datang dari lingkungannya agar selalu terhindar dari penyalahgunaan narkotika, minuman keras, obat-obat terlarang, kebiasaan merokok, dan berbagai hal lain yang tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka pribadi.

Otak, Neuron, Sinapsis dan Belajar (Seri Psikologi Pendidikan)

Perkembangan Neuron pada Otak dan Hubungannya Dengan Perkembangan Peserta Didik

Tahukah bapak dan ibu guru, ketika sebulan terbentuk calon bayi di dalam kandungan, perkembangan otak sudah dimulai. Otak manusia pertama kali terbentuk dalam sebuah bumbung kecil di dalam embrio. Dan, betapa luar biasanya pertumbuhan dan perkembangan otak yang berukuran sangat kecil ini. Pada saat usia janin mencapai 3 bulan pertama kehamilan, kecepatan pembentukan neuron (sel saraf) di dalamnya sangat luar biasa. Sel-sel saraf membelah setiap detiknya dan terbentuk 50.000 sampai 100.000 neuron.

sinapsis adalah hubungan yang terbentuk antara ujung akson dan dendrit pada neuron (sel safaf), di otak, keberadaan dan jumlahnya sangat penting untuk pemrosesan informasi. sinapsis dapat meningkat jumlahnya saat seseorang belajar, dan dapat terputus jika tidak digunakan
sinapsis, sambungan antara akson dan dendrit pada neuron

Neuron atau sel saraf mempunyai bentuk yang sangat berbeda dengan sel lainnya. Bentuknya sangat cocok untuk meneruskan atau membagi informasi dalam bentuk impuls saraf. Sebuah sel saraf atau neuron ini mempunyai banyak sekali serabut-serabut. Salah satu serabut sangat panjang disebut dengan neurin (akson) sementara serabut-serabut pendek lain disebut sebagai dendrit. Setiap sel saraf berhubungan satu sama lain melalui sambungan antara dendrit dan akson membentuk jembatan sinapsis. Hubungan sinapsis terbentuk antara neuron satu dengan neuron lainnya.

Ketika bayi dilahirkan, ia telah memiliki 100 hingga 200 milyar neuron. Semua neuron ini akan tetap bertahan selama bayi tersebut hidup (hingga meninggal). Sementara itu masing-masing neuron memiliki sinapsis yang berjumlah sekitar 2.500 sambungan. Sinapsis terus bertambah mulai dari tahun pertama kelahiran hingga saat menginjak akhir remaja. Hingga bayi berumur 2 atau 3 tahun, masing-masing neuron telah memiliki sinapsis dengan jumlah sekitar 15.000 sambungan. Itulah sebabnya pada umur ini seringkali disebut periode emas perkembangan otak anak. Akan tetapi tidak semua sinapsis ini akan bertahan. Sinapsis yang tidak difungsikan  akan terpangkas (Diamond & Hobson, 1998).

Ketergantungan Narkoba pada Peserta Didik

Adiksi atau ketergantungan terhadap narkoba dapat saja terjadi pada peserta didik (siswa) di sekolah kita mengajar. Pelajar yang menggunakan narkoba akan mengalami gangguan fisik maupun psikologis yang serius, apalagi jika telah memasuki tahap ketergantungan atau adiksi. Tentu saja hal ini harus menjadi perhatian pihak sekolah dan guru sedini mungkin sebelum mereka jatuh ke dalam ketergantungan akan narkoba ini. Peserta didik yang memiliki pergaulan yang salah dan terdedah pada lingkungan di mana penggunaan narkoba dianggap wajar dapat menjadi pecandu. Seorang pecandu atau telah mengalami ketergantungan akan sulit melepaskan diri dari jerat narkoba. Perlu penangan khusus untuk ini dan mungkin sudah semakin sulit untuk ditangani pihak sekolah.

ketergantungan pelajar terhadap narkoba semakin marak terjadi. tidak cuma di perkotaan, bahkan di wilayah pedesaanpun bukanlah hal yang mustahil. perlu perhatian khusus dari pihak sekolah dan guru untuk mengatasinya.
bahaya narkoba mengancam pelajar Indonesia

Seorang pecandu narkoba yang telah mengalami adiksi akan selalu tertarik untuk menggunakannya kembali. Ada reaksi di dalam tubuh pecandu sehingga mereka membutuhkan narkoba. Bila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan beragam gangguan sebagai ciri adanya adiksi ini.

Kebanyakan peserta didik pengguna narkoba mungkin belum menunjukkan adanya reaksi adiksi ini. Akan tetapi bila tidak ditanggulangi dan diberikan arahan dan perlakuan khusus, bukan mustahil mereka akan mengalaminya. Berikut ini adalah beberapa tanda yang dapat menjadi petunjuk bagi guru atau pihak sekolah jika ada peserta didiknya yang telah kecanduan narkoba.

Mengajar Siswa Keteraturan dan Manajemen Diri

Tulisan ini sangat berkaitan erat dengan neurosains yang dibahas dalam tulisan sebelumnya, tentang perkembangan otak peserta didik (anak) dan kemampuan mereka dalam mengorganisasikan sesuatu seperti waktu atau melakukan manajemen untuk diri mereka sendiri. Ingat, hal ini penting dilakukan oleh bapak dan ibu guru karena pada dasarnya kita tidak cuma mengajarkan materi pelajaran semata di kelas, tetapi tugas guru juga adalah sebagai seorang pendidik sehingga perkembangan mereka menuju kedewasaan benar-benar berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi mereka di masa yang akan datang.

penting sekali bagi guru untuk mengajar dan mendidik siswa sehingga menjadi pribadi yang berkualitas. gunakan kesempatan  saat tahap perkembangan otak mereka sebelum mereka mencapa kedewasaan
ajarkan keteraturan pada siswa

Pada tulisan tentang perkembangan otak dan implikasinya pada pembelajaran telah dipaparkan bagaimana anak-anak di sekolah tengah berada pada tahap perkembangan otak, yaitu pada bagian pre-frontal yang sangat penting untuk proses berpikir dan emosi. Pada masa-masa bersekolah perkembangan bagian otak inilah yang membantu mereka untuk menjadi semakin teratur dan mampu memanajemen diri mereka sendiri. Akan tetapi stimulasi dan bantuan guru sangat dibutuhkan.

Perkembangan Otak dan Implikasinya pada Pembelajaran (Seri Psikologi Pendidikan)

Perkembangan Otak pada Lapisan Korteks Serebral dan Hubungannya dengan Perkembangan Peserta Didik Menurut Neurosains


Lapisan korteks serebral berkembang jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan bagian-bagian otak yang lain, dan demikian pula dengan bagian-bagian dari lapisan korteks serebral ini, berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bagian lapisan korteks serebral yang mengatur kontrol fisik berupa pergerakan motorik berkembang paling awal, kemudian bagian-bagian korteks serebral yang mengontrol indra seperti penglihatan, pendengaran, dan terakhir adalah bagian lobus frontal (belahan depan) yang mengontrol proses berpikir tingkat tinggi. Lobus temporal dari bagian korteks otak memainkan peranan penting untuk emosi dan bahasa belum berkembang penuh hingga akhir masa-masa sekolah di tingkat atas (SMA) atau bahkan lebih lambat lagi.


Para ilmuwan neurosains saat ini baru mulai memahami bagaimana perkembangan otak berhubungan dengan aspek-aspek kedewasaan seperti keberanian mengambil resiko, pengambilan keputusan, dan manajemen perilaku-perilaku yang bersifat impulsif. Marah atau keinginan balas dendam saat peserta didik dihadapkan pada situasi yang tidak nyaman adalah contoh-contoh umum emosi anak-anak. Hal ini merupakan fungsi dari bagian lapisan korteks pre-frontal untuk mengontrol setiap impuls dari rangsangan yang masuk ke otak melalui proses berpikir, merencanakan, atau menunda suatu tindakan. Akan tetapi seringkali besarnya impuls yang masuk terbatasi oleh kapasitas otak yang belum berkembang sepenuhnya, terlebih pada bayi yang baru lahir.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa diperlukan paling tidak dua puluh tahun untuk proses biologi perkembangan otak sehingga dihasilkanlah bagian korteks pre-frontal yang berkembang dan berfungsi sempurna (Weinberger, 2001). Itulah sebabnya pada kebanyakan peserta didik di sekolah yang masih terbatas perkembangan otaknya kesulitan untuk menyeimbangkan antara impuls rangsangan dengan alasan tindakan dan perencanaannya. Wenberger menganjurkan kepada orang dewasa (guru dan orang tua) untuk membantu mereka dalam membuat aturan-aturan dan batasan-batasan dan membantu merencanakan apa yang harus mereka lakukan, hingga perkembangan bagian korteks-pre-frontal mereka dapat difungsikan dengan baik. Sekolah juga harus memainkan peran penting dalam pengembangan kognitif (berpikir) dan pengembangan emosional jika mereka (peserta didik) menunjukkan tindakan-tindakan impulsif (Meece, 2002)

apakah kidal itu kebiasaan yang buruk atau memang bawaan atau karena perkembangan otaknya yang terbiasa menggunakan tangan kiri?
bolehkah siswa kidal (dominan menggunakan tangan kiri)?

Spesialisasi dan Integrasi

Berbagai bagian yang berbeda pada lapisan korteks otak menurut para ahli neurosains mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Meskipun perbedaan fungsi ditemukan pada bagian yang berbeda pada otak, fungsi-sungsi khusus ini bersifat spesifik dan merupakan elemen (dasar). Untuk melakukan fungsi yang kompleks seperti berbicara atau membaca, beragam bagian dari korteks otak haruslah bekerja sama (Byrnes & Fox, 1998). Misalnya saja, banyak bagian dari korteks sangat diperlukan dalam proses kebahasaan. Untuk menjawab sebuah pertanyaan, pertama-tama siswa terlebih dahulu harus mendengarnya. Ini melibatkan bagian utama korteks auditori. Pergerakan dikontrol oleh korteks motorik yang dibutuhkan dalam berbicara saat siswa memberikan respon. Area Broca (dekat dengan area korteks auditori) diperlukan untuk menghubungkan makna dari beberapa gabungan kata tertentu. Seorang peserta didik dengan kerusakan pada Area Wernicke akan mengucapkan kalimat-kalimat yang secara struktur salah dan maknanya tidak jelas. Kerusakan pada bagian kecil Area Broca akan menyebabkan siswa hanya mampu membuat kalimat-kalimat yang sangat pendek, walaupun penggunaan kata-katanya tepat (Anderson, 1995a).

Otak dan Hubungannya dengan Perkembangan (Seri Psikologi Pendidikan)

Melanjutkan pembelajaran kembali kita akan psikologi pendidikan, marilah bapak dan ibu guru, kali ini kita akan membahas bagaimana otak manusia itu dalam hubungannya dengan perkembangan psikologi seseorang, dalam hal ini siswa.

Beberapa dekade ke belakang dan beberapa dekade ke depan, kita akan semakin banyak melihat bangaimana perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan otak manusia. Para ahli menyebut bidang ini sebagai neuroscience (neurosains). Pada tahun 1998 saja, para ahli psikologi pendidikan telah mempelajari isu yang sangat hangat tentang bidang yang disebut cognitive neuroscience (neurosains kognitif) dalam hubungannya denganpendidikan. Para peneliti dan pengusung ide tentang neurosains  menyatakan bahwa otak manusia adalah kumpulan sistem-sistem yang sangat kompleks dan bekerja secara bersama-sama sehingga membentuk suatu pemahaman, menemukan pola-pola tertentu, menciptakan aturan-aturan, dan membuat pengalaman-pengalamannya menjadi masuk akal, pada seseorang saat ia berpikir. Sistem-sistem ini berubah dari waktu ke waktu sepanjang kehidupan seseorang selama ia melewati tahap-tahap perkembangan dan pendewasaan.

otak manusia, kini menjadi objek menarik dalam bidang neurosains, suatu cabang ilmu baru yang mempelajari bagaimana otak bekerja saat seseorang belajar
fungsi bagian-bagian otak menarik bagi ahli neurosains dan psikologi pendidikan (credits: aboutmodafinil.com)

Tahukah bapak dan ibu guru jika otak manusia itu merupakan bagian dari sistem saraf? Ada 7 area (wilayah) pada otak dan setiap wilayah atau area ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda pula. Misalnya saja, jika bapak dan ibu guru melihat gambar penampang otak, maka bapak ibu guru akan menemukan bagian yang berbentuk seperti bulu ayam pada bagian belakang otak. Bagian yang berbentuk seperti bulu (pada gambar penampang otak) tersebut bernama cerebellum (otak kecil) yang berfungsi untuk mengkoordinasi dan menyeimbangkan gerakan-gerakan motorik halus, misalnya membuat seorang penari pendet dari Bali dapat menggerakkan jari-jari tangannya dengan indah sambil memadukannya dengan dengan gerakan mata, kaki dan bagian tubuh lainnya.

Perkembangan dan Pandangan Ahli Psikologi Pendidikan

Apakah Perkembangan Itu?

Istilah perkembangan pada definisi menurut para ahli psikologi mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang sejak di dalam kandungan hingga meninggal. Istilah perkembangan tidak selalu diterapkan pada semua perubahan yang terjadi, tetapi hanya mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi secara berurutan dan tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Perubahan-perubahan singkat yang terjadi karena sebab seperti sakit, contohnya, tidaklah dimasukkan ke dalam perubahan perkembangan. Para ahli psikologi sebenarnya juga telah membuat kesepakatan mengenai perkembangan. Menurut para ahli perkembangan  adalah perubahan-perubahan untuk menjadi lebih baik (lebih maju) dan berdampak pada tingkah laku (perilaku) sehingga menjadi lebih adaptif, lebih terorganisasi, lebih efektif, dan lebih kompleks (Mussen, Conger, & Kagan, 1984).

Apakah Perkembangan Itu? Pada tulisan ini bapak dan ibu guru akan membaca apa itu perkembangan pada siswa (anak) dan apa-apa saja prinsip dari perkembangan menurut ahli psikologi pendidikan
apakah perkembangan itu?

Perkembangan manusia dapat dibagi menjadi beberaca macam aspek, yaitu perkembangan fisik (physical development), perkembangan kepribadian (personal development), perkembangan sosial (social development), dan perkembangan kognitif (cognitive development). Perkembangan fisik berhubungan dengan perubahan-perubahan yang ada pada tubuh seseorang secara fisik. Perkembangan kepribadian adalah perkembangan yang berhubungan dengan perkembangan dalam kepribadian seseorang. Perkembangan sosial adalah perkembangan  yang mengacu pada perubahan-perubahan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain. Sedang perkembangan kognitif adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada proses berpikir seseorang.

Menghindarkan Siswa dari Narkoba

Beragam cara dapat dilakukan guru untuk membantu menghindarkan siswa-siswa yang beranjak remaja atau tengah dalam masa remaja, agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

beragam cara dapat dilakukan oleh guru untuk menghindarkan siswa dari penyalahgunaan narkoba. guru perlu awas dan membantu mereka agar menjadi pribadi yang sehat fisik dan mental
penyalahgunaan narkoba pada siswa dan remaja

Ciptakan Hubungan yang Akrab

Guru, sebagai orang tua dan teladan di sekolah harus membangun hubungan yang baik dan akrab dengan siswa-siswanya. Hal ini sangat penting. Tidak cuma untuk kepentingan pembelajaran di kelas tetapi juga untuk hal-hal lain seperti membantu siswa ketika mengalami permasalahan seperti kemungkinan akan terbawa ke dalam penyalahgunaan narkoba. Pendekatan melalui hubungan yang akrab oleh guru akan membantunya mengajak siswa agar terhidar dari jerat narkoba. Komunikasi yang baik oleh guru akan mampu menyelidiki apa yang diperlukan oleh anak, sehingga bantuan dengan cepat dapat diberikan kepada mereka yang beresiko terlibat atau terjerumus.

Berikan Apresiasi atas Prestasi Siswa

Tidak semua siswa berprestasi, itu benar jika kita membandingkan antara satu siswa dengan siswa lain. Tetapi, bukan itu yang dimaksud di sini. Ketika seorang siswa dapat mengerjakan tugas atau melakukan sesuatu atau telah belajar dengan sungguh-sungguh dan baik sesuai dengan potensinya, itu juga dapat dikatakan sebagai berprestasi. Berusahalah untuk selalu menemukan sisi-sisi positif dari seorang siswa. Bakat dan kemampuan yang berbeda-beda dari setiap anak mengharuskan guru menjadi pandai mengenali kelebihan dan potensi-potensi yang dimiliki setiap anak. Berikan apresiasi atas apa yang telah dapat mereka lakukan. Hal ini akan membantu mereka yang beresiko tinggi untuk terlibat penyalahgunaan narkoba menjadi lebih merasa dihargai, mendapatkan kehangatan dan perhatian yang mungkin sulit mereka dapat di rumah yang keadaannya tidak begitu menguntungkan.

Penyalahgunaan Narkoba dan Faktor Lingkungan Remaja

Bapak dan Ibu Guru, sekarang ini kita harus awas terhadap bahaya yang mengancam siswa kita: penyalahgunaan narkoba. Sebagai pendidik, guru harus dapat mengenali dan mencegah kemungkinan siswa-siswa menjadi terjerumus pada penyalahgunaan narkoba. Memang, lingkungan di sekitar siswa tinggal, terutama yang sedang dan akan menginjak remaja sangat berpengaruh pada perilaku mereka. Dan bukan tidak mungkin akan membawa mereka kepada pergaulan yang tidak sehat, semisal melakukan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan obat-obat terlarang lainnya.

Sebenarnya, terjadinya penyalahgunaan narkotika pada remaja usia sekolah sangat berhubungan erat dengan permasalahan teman sebaya, hubungan dengan orang tua, hingga para faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Dalam kehidupan seorang siswa yang menginjak remaja, pergaulan dengan teman sebaya sangatlah penting bagi mereka. Bahkan, secara psikologis, teman sebaya seringkali menggantikan peran keluarga dalam kaitan kebutuhan untuk bersosialisasi dan mengisi aktivitas di waktu senggang mereka.

mengapa penyalahgunaan narkoba terjadi pada siswa? ada banyak faktor penyebabnya, dan guru harus awas terhadap ini sehingga dapat membantu siswa agar tidak terjerumus ke dalamya
kenali tanda-tanda jika siswa terlibat narkoba

Berikut ini beberapa kenyataan dan faktor yang seringkali membawa siswa yang sedang beranjak remaja atau berada pada usia remaja ke dalam arus penyalahgunaan narkoba:

Emosi Masa Remaja

Pada saat remaja, terjadi pengenduran hubungan antara orang tua dengan anak-anak mereka yang mulai menginjak remaja. Anak-anak yang sedang tumbuh ini merasa mulai ada jarak antara mereka dengan orang tua. Hal ini dapat terjadi ketika adanya peningkatan konflik antara orang tua dengan anak-anak mereka, dan banyaknya waktu yang dihabiskan mereka bersama teman sebaya. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk tetap menyediakan waktu yang cukup untuk anak-anak mereka yang sedang menuju masa remaja, ataupun tengah berada dalam masa remaja.

Peran Guru Sebagai Pemimpin (Teacher's Leadership)

Benarkah Guru itu Seorang Pemimpin? 

Ya, benar sekali. Bila saat ini, Bapak dan Ibu Guru belum menyadarinya, atau bahkan membayangkannya saja tidak, maka mulai sekarang marilah kita pahami bahwa guru memiliki peran sebagai pemimpin juga. Yang dimaksud sebagai pemimpin di sini bukan guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, atau dengan jabatan fungsional lainnya. Tapi murni, guru itu adalah seorang pemimpin. Sekarang marilah kita bahas apa yang dimaksud dengan peran guru sebagai seorang pemimpin itu ( as a leader), dan bagaimana seharusnya ia berperan sebagai pemimpin itu.

bagaimanakah caranya meningkatkan kemampuan leadership (kepemimpinan) seorang guru sehingga menjadikannya sebagai guru yang profesional
guru adalah pemimpin...

Guru adalah pemimpin bagi siswa dalam pembelajarannya, bagi kolega atau teman-teman seprofesinya, dan bagi dirinya sendiri. Guru adalah pemimpin ketika ia sedang melaksanakan pembelajaran di kelasnya. Ia adalah pemegang kendali dan pengambil keputusan saat melaksanakan pemebalajaran. Setiap saat guru harus melakukan suatu tindakan sebagaimana seorang pemimpin di dalam kelasnya. Bagi kolega atau teman seprofesinya, seorang guru juga merupakan pemimpin, tentu saja bukan pemimpin dalam arti formal. Seorang guru yang profesional akan mampu menjadi seorang yang berdiri di depan menunjukkan bagaimana seharusnya menjadi guru yang berkualitas bagi guru-guru lainnya. Bagi dirinya sendiri, seorang guru juga adalah pemimpin. Apapun yang ia lakukan dalam menjalani profesinya sebagai guru tergantung bagaimana ia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia harus dapat menentukan dan memutuskan apa yang harus ia lakukan demi menjadi guru yang baik dan profesional.

Lalu Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Baik itu?

Kenalilah siapa sebenarnya diri kita, bagaimana kita. Itu akan mempermudah kita untuk menjadi pemimpin yang baik, terutama di dalam kelas pada pembelajaran yang sedang dilaksanakan: menjadi pemimpin bagi siswa-siswa kita.

Kemudian, pelajarilah bagaimana bertindak sebagai pemimpin yang efektif sehingga setiap keputusan dan kebijakan yang diambil pada saat pembelajaran dilakukan menjadi bermanfaat bagi pembelajaran itu.

Pengawasan dan Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013

Pengawasan Proses Pembelajaran pada Pelaksanaan Kurikulum 2013

Ketika sebuah satuan pendidikan atau sekolah mengimplementasikan Kurikulum 2013, maka sesuai amanat Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, maka perlu dilakukan pengawasan dan supervisi.

Proses pembelajaran akan diawasi dan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, pelaporan, serta tindak lanjut. Pengawasan ini dilakukan secara berkala dan berlanjut. Pengawasan yang dilakukan pada guru yang melakukan proses pembelajaran dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas.

bagaimana sistem dan proses pengawasan pada pelaksanaan pembelajaran pada sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013?
pengawasan proses pembelajaran

Objektif dan Transparan

Selama melaksanakan pengawasan, maka kepala satuan pendidikan atau kepala sekolah dan pengawas harus melaksanakannya dengan prinsip yang objektif dan transparan. Hal ini dilakukan demi kepentingan dan tujuan peningkatan mutu proses pembelajaran guru dan untuk menetapkan peringkat akreditasi.

Sistem Pengawasan

Semua pengawasan ditujukan untuk peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat memenuhi standar minimal proses pembelajaran, dan jika mungkin untuk menjadikannya lebih baik lagi. Kepala sekolah dan pengawas melakukan pengawasan yang sifatnya internal. Sementara itu ada pula dinas pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang melakukan pengawasan dalam bentuk evaluasi diri sekolah tetapi tetap berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru ini.

Tahapan Proses Pengawasan

Ada 3 proses yang harus dilakukan dalam pengawasan, meliputi pemantauan, supervisi, dan pelaporan. Pemantauan dilakukan untuk ketiga tahapan pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, dan kegiatan penilaian hasil belajar siswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk proses pemantauan, seperti dilakukan diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, wawancara, perekaman kegiatan belajar-mengajar di kelas serta dokumentasi lainnya.

Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Kurikulum 2013

3 Langkah Umum Pembelajaran Kurikulum 2013

Pelaksanaan pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah harus mengikuti langkah-langkah umum yang telah dipedomankan untuk guru. Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dikembangkan secara hati-hati dan penuh pertimbangan oleh guru. Pada dasarnya, kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 harus memuat 3 hal berikut: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

apa saja langkah-langkah umum yang harus dipenuhi dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 itu?
Add captionLangkah-Langkah Umum Pembelajaran Kurikulum 2013

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan yang pertama kali harus dilakukan guru saat memulai pembelajaran di kelasnya. Pada kegiatan pendahuluan, guru harus:
  • Mempersiapkan peserta didik baik psikis maupun fisik sehingga dapat nantinya mengikuti proses pembelajaran dengan baik
  • Memberikan motivasi belajar kepada siswa yang bersifat kontekstual tentang manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan bahkan internasional.
  • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan cara mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari pada saat itu
  • Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai melalui aktivitas pembelajaran yang akan mereka ikuti
  • Menyampaikan luasan cakupan materi pembelajaran beserta penjelasan uraian kegiatanyang akan dilakukan sebagaimana yang telah direncanakan seperti dalam silabus dan RPP.

Pelaksanaan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Alokasi Waktu Tatap Muka pada Kurikulum 2013

Pada Kurikulum 2013, sekolah-sekolah yang melaksanakannya harus menyelenggarakan proses pembelajaran dengan alokasi waktu tatap muka sesuai yang telah ditentukan. SD dan MI melangsung proses pembelajaran untuk alokasi tatap mukanya @35 menit, sementara SMP dan MTs @40 menit, kemudian SMA atau MA dan SMK atau MAK harus mengalokasikan waktu tatap muka @45 menit.

bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran yang dikehendaki oleh kurikulum 2013 itu? ada hal-hal yang harus dipenuhi oleh guru untuk ini
pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Buku Teks Pelajaran pada Kurikulum 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menyiapkan buku-buku yang digunakan untuk pegangan guru dan siswa (peserta didik) dalam pelaksanaan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas. Akan tetapi, pihak sekolah atau peserta didik juga dapat menggunakan buku-buku lain di luar buku yang disediakan tersebut sebagai buku penunjang. Bahkan sangat dianjurkan agar siswa dapat memperoleh akses untuk menggunakan buku-buku yang beragam karena mereka harus memperoleh beragam sumber informasi. Perlu pula diperhatikan proporsi buku pegangan siswa sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut.

Pengelolaan Kelas pada Pelaksanaan Pembelajaran dengan Kurikulum 2013

Pada pelaksanaan pembelajaran, tentunya guru harus melakukan pengelolaan kelas. Bentuk-bentuk pengelolaan kelas yang dilakukan guru menurut Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

Pengaturan Tempat Duduk

Saat proses pembelajaran, guru harus memperhatikan bagaimana setting tempat duduk siswa di dalam kelas sehingga bersesuaian dengan pendekatan atau model pembelajaran yang dipilih, juga tujuan pembelajaran dan karakteristik proses pembelajaran itu sendiri.

Suara Guru

Ketika mengajar dan memfasilitasi pembelajaran di dalam kelasnya, guru harus menyampaikan pembelajaran dengan volume suara yang cukup, begitupun dengan intonasi yang digunakan sehingga sedemikian rupa dapat didengar oleh siswa dan dapat mencapai tujuannya. Perkataan guru harus santun, sopan, tetapi lugas sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Kecepatan dan Kemampuan

Setiap kelas bisa jadi memiliki dinamika yang berbeda. Setiap kelas dengan siswa-siswa yang berbeda tentu mempunyai kecepatan belajar yang berbeda. Penting bagi guru untuk menyesuaikan kecepatan pelaksanaan pembelajarannya dengan kecepatan kemampuan belajar ini sehingga kompetensi yang dibelajarkan kepada mereka dapat dikuasai dengan baik, begitu dengan kedalaman materi ajar yang disampaikan.

Pembelajaran yang Melibatkan Siswa

Pelaksanaan pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013 adalah pembelajaran aktif, di mana seluruh siswa harus terlibat aktif di dalamnya. Keterlibatan dalam pelaksanaan pembelajaran ini baik dalam bentuk aktivitas fisik maupun dalam bentuk aktivitas siswa. Selain itu, agar hal ini dapat terwujud, guru perlu menciptakan suasana yang menyenangkan, kenyamanan, kedisiplinan hingga keselamatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut.

Prinsip-Prinsip Pegembangan RPP Kurikulum 2013

Guru yang profesional tentunya mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri. Tetapi, menyusun sebuah RPP tidak semata-mata asal susun dan kembangkan. Ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, utamanya dalam menyusun dan mengembangkan RPP untuk implementasi Kurikulum 2013.

Prinsip Pengembangan atau Penyusunan RPP untuk Kurikulum 2013

Seorang guru saat melakukan penyusunan dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
  • Perbedaan Peserta Didik. Siswa memiliki perbedaan secara individual (unik), di mana setiap siswa atau peserta didik misalnya memiliki kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan tempat ia tinggal yang berbeda-beda. 
  • Mengarahkan Partisipasi Aktif Peserta Didik, yaitu setiap guru dalam menyusun RPP-nya harus memegang prinsip bahwa nanti dalam pembelajarannya itu akan dapat membuat siswa atau peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

  • ketika guru melakukan penyusunan dan pengembangan RPP untuk pembelajaran di kelasnya, ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi agar sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
    prinsip-prinsip penyusunan RPP Kurikulum 2013

  • Student Centered, yaitu perancangan pembelajaran menunjukkan prinsip bahwa nantinya kegiatan yang dirancang akan membuat peserta didik menjadi pusat kegiatan belajar, bukan pada gurunya. Hal ini penting agar dapat mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

Komponen-Komponen RPP Menurut Kurikulum 2013

Pengertian atau Definisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menurut Kurikulum 2013

RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP pada Kurikulum 2013 harus dikembangkan dengan beracuan pada silabus. RPP dikembangkan oleh guru atau kelompok guru dengan tujuan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada setiap peserta didik sehingga mereka akan dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Semua guru atau pendidik pada sekolah atau satuan pendidikan harus melakukan penyusunan RPP ini dengan lengkap dan sistematis. Dengan RPP yang lengkap dan sistematis ini maka diharapkan pembelajaran yang dilaksanakannya dapat berjalan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Apa saja komponen-komponen yang harus terdapat dalam sebuah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) menurut Kurikulum 2013?
komponen RPP menurut kurikulum 2013

Komponen-Komponen Penting RPP Menurut Kurikulum 2013

RPP dikembangkan menurut Kompetensi Dasar (KD) atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Sebuah RPP harus memuat komponen-komponen penting di dalamnya. Adapun komponen RPP yang penting dimaksud di atas adalah:
  1. Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan
  2. Identitas Mata Pelajaran atau Tema/Subtema;
  3. Kelas/Semester;
  4. Materi Pokok;
  5. Alokasi Waktu, yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
  6. Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
  7. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi;
  8. Materi Pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam  bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
  9. Metode Pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
  10. Media Pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
  11. Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
  12. Langkah-Langkah Pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
  13. Penilaian Hasil Pembelajaran.
Komponen Silabus Kurikulum 2013
Karakteristik Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013
Standar Proses yang Sesuai dengan Kurikulum 2013

Komponen Silabus Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013

Perencanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Bagaimanakah bentuk perencanaan pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013 itu? Ada dua bentuk atau format yang harus dikembangkan (dapat pula disediakan) dalam merencanakan atau mendesain suatu pembelajaran, yaitu silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan ini haruslah sesuai dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan. Selain itu, guru juga harus menyiapkan media dan sumber belajar, skenario pembelajaran, hingga instrumen penilaian bagi peserta didik dalam pembelajarannya. Baik Silabus maupun RPP yang dikembangkan ini haruslah bersesuaian pula dengan pendekatan yang diamanahkan oleh Kurikulum 2013, yaitu mengacu pada pendekatan berbasis proyek, pendekatan inkuiri dan discovey, atau pembelajaran dengan pendekatan tematik.

apa saja komponen-komponen minimal yang harus termuat dalam sebuah silabus untuk perencanaan pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013?
komponen-komponen silabus untuk Kurikulum 2013

Komponen-Komponen Minimal Silabus

Silabus adalah acuan suatu format yang merupakan acuan untuk penyusunan kerangka pembelajaran yang digunakan untuk tiap-tiap bahan kajian suatu mata pelajaran. Pada tulisan kali ini khusus akan diuraikan apa saja komponen-komponen yang termuat di dalamnya. Adapun komponen-komponen (minimal) tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Identitas Mata Pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket C Kejuruan dan tidak dicantumkan untuk TK dan SD terutama kelas rendah);
  2. Identitas Sekolah meliputi nama satuan pendidikan atau nama sekolah dan kelas;
  3. Kompetensi Inti, yaitu suatu deskripsi secara kategorial tentang kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan dan keterapilan yang harus dipelajari untuk dikuasai setiap peserta didik pada suatu tingkat atau jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...